Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Sekarang Tak Ada Anggaran Rp 800.000 buat Warga Beli Kafan dan Papan?

Kompas.com - 13/09/2018, 20:08 WIB
Jessi Carina,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kehutanan DKI Jakarta jadi menambah anggaran untuk pembelian kain kafan, papan makam, dan perlengkapan pemakaman lain untuk warga miskin Jakarta.

Ceritanya bermula ketika Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik mempertanyakan anggaran yang dulu pernah ada di Pemprov DKI.

"Kenapa sih sekarang enggak ada anggaran Rp 800.000 kaya dulu buat warga beli kafan, papan, segala macam? Pak, warga enggak siapin kafan tuh dari jauh-jauh hari. Masa kita enggak bisa siapin," ujar Taufik di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Kamis (13/9/2018).

Taufik menyampaikannya kepada Kepala Dinas Kehutanan Djafar Muchlisin dalam rapat Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUPA-PPAS) 2018.

Dulu, warga yang meninggal bisa mendapatkan dana tersebut untuk membeli perlengkapan pemakaman ketika keluarganya meninggal.

Baca juga: Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Bantah Tidak Rata Membebaskan Lahan

Menanggapi itu, Djafar mengatakan anggaran untuk itu memang sudah tidak ada lagi.

"Dulu ada, sekarang enggak ada," kata Djafar.

Alasannya, pada tahun 2016 terdapat Surat Keputusan Gubernur yang menyatakan pemberian uang tunai pada warga tidak diperbolehkan lagi. Akhirnya, kegiatan itu sudah tidak dianggarkan lagi sejak awal 2017.

Namun, Dinas Kehutanan memiliki program pengganti. Warga miskin DKI yang keluarganya meninggal dunia bisa mendapatkan layanan jasa petugas Dinas Kehutanan.

Baca juga: Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Klaim Serap 45 Persen Anggaran

Nantinya, petugas akan mendatangi kediaman warga sambil membawa segala perlengkapan pemakaman. Mulai dari kain kafan, papan makam, dan tenda.

Tahun ini, Dinas Kehutanan sudah menganggarkan Rp 1,5 miliar untuk memenuhi kebutuhan itu. Setiap bulan Dinas Kehutanan melayani rata-rata 120 kejadian kematian warga.

Taufik pun menilai anggaran itu masih kurang.

"Kuranglah, orang Jakarta ini banyak yang miskin," ujar Taufik.

Baca juga: Ini Kata Kadis Pertamanan dan Pemakaman DKI soal Pembangunan RPTRA dan RTH Kalijodo

Anggota banggar lain juga menilai anggaran itu mesti ditambah. Setelah didesak, akhirnya Djafar bersedia menambah anggaran itu.

Namun, dia hanya mampu menambah Rp 200 juta karena waktu yang tersedia pada tahun ini tinggal sedikit. Sedangkan pihaknya harus melakukan lelang dulu untuk melakukan pengadaan.

"Rp 200 juta dulu Pak karena terkendala waktu lelang," kata dia.

Akhirnya, forum banggar menyetujui penambahan pembelian perlengkapan ini. Pembelian kain kafan, papan, dan terpal masing-masing ditambah Rp 200 juta.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com