Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taufik: Bagaimana Dinas SDA Habiskan Rp 59 Miliar 2 Bulan, Memang Jinny Oh Jinny?

Kompas.com - 14/09/2018, 13:06 WIB
Jessi Carina,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Forum Badan Anggaran DPRD DKI Jakarta sedang membahas anggaran pembangunan waduk di sistem aliran timur yang ada di Dinas Sumber Daya Air (SDA).

Sekretaris Dinas SDA DKI Rodia meminta anggaran Rp 59 miliar itu tetap dipertahankan dalam anggaran perubahan 2018.

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik mempertanyakan kemampuan Dinas SDA menyerap anggaran sebesar itu di sisa tahun 2018.

"Bu, waduk mana yang dibangun dengan anggaran Rp 59 miliar itu? Bagaimana cara Ibu menghabiskan Rp 59 miliar dalam waktu dua bulan? Memang bangunnya kayak Jinny Oh Jinny?" kata Taufik dalam rapat banggar di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jumat (14/9/2018).

Baca juga: Sejumlah Rencana Pos Anggaran untuk Orang Meninggal di APBD DKI

Apalagi, pembangunannya dilakukan secara swakelola atau oleh Dinas SDA sendiri. Taufik merasa janggal karena biasanya pembangunan dilakukan oleh pihak ketiga dengan lelang.

Taufik menilai, pembangunan secara swakelola akan memakan waktu lebih lama. Hal ini juga dikritik oleh anggota Banggar lainnya.

Ruslan dari Fraksi Partai Hanura meminta Dinas SDA menjelaskan rencana teknis pembangunan waduk-waduk itu.

"Anggaran sekian miliar ini Ibu kerjakan sendiri tanpa tender. Coba Ibu jelaskan teknis pekerjaannya bagaimana?" kata Ruslan.

Dalam rapat, Rodia mengatakan, Dinas SDA sanggup untuk menyerap anggaran itu.

Namun, hal yang berbeda justru disampaikan oleh jajaran teknisnya yaitu Kepala Bidang Aliran Timur Dinas Sumber Daya Air DKI, Nelson Simanjuntak.

Nelson mengatakan, tahapan pembangunan waduk harus dimulai dengan pembuatan kajian, pembebasan lahan, dan pembuatan Detail Engineering Design (DED). Setelah itu baru bisa dilakukan pembangunan fisik.

Baca juga: Akan Ada Alokasi Uang Transpor untuk Pendamping RW di APBD-P DKI

Untuk pembuatan DED, waktu yang dibutuhkan sekitar 1 sampai 1,5 bulan. Karena masalah waktu itu, Nelson mengatakan, besar anggaran yang bisa diserap untuk tahun ini kemungkinan sebesar Rp 24 miliar.

Adapun waktu pelaksanaan APBD-P tinggal 2-3 bulan. "Kita di Rp 24 miliar itu yang paling optimistis bisa kita laksanakan," ujar Nelson.

"Ini kontradiktif. Sekdisnya bilang siap, tapi yang di teknisnya bilang enggak," kata Ruslan, menanggapi itu.

Sampai siang ini, belum ada kesepakatan tentang anggaran tersebut. Banggar masih akan membahasnya dalam rapat lanjutan setelah istirahat siang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com