BEKASI, KOMPAS.com - Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto mengatakan, pihaknya berharap ada intervensi dari pemerintah pusat untuk membantu menangani permasalahan Kali Bekasi yang semakin parah tercemar limbah pabrik dan domestik.
"Kami juga berharap dari Kementerian Lingkungan Hidup, dari pemerintah pusat kemudian mengintervensi terkait dengan industrinya, terkait dengan pencemarannya, dan kemudian terkait dengan penindakannya. Karena ini kan bagian yang integral dari hulu sampai hilir," kata Tri, di Rumah Sakit Global Awal Bros, Jalan KH Noer Ali, Kota Bekasi, Kamis (27/9/2018).
Diketahui, Kamis ini PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi terpaksa menghentikan produksi air bersih.
Baca juga: Kali Bekasi Tercemar, Puluhan Ribu Warga Tak Dapat Air Bersih
Sebab, limbah yang terkandung dalam air Kali Bekasi sudah tidak bisa diurai.
Akibatnya, 51.000 pelanggan di Kecamatan Bekasi Utara dan Medan Satria tidak tersuplai air bersih.
"Dari sisi kesulitan untuk mengolah (air) cukup tinggi. Kemudian juga biaya untuk produksinya juga cukup besar, sehingga ada suatu penurunan yang cukup signifikan dari kemampuan PDAM untuk menyiapkan air bersih untuk warga Kota Bekasi," ujar Tri.
Diketahui, kondisi air Kali Bekasi saat ini berwarna hitam pekat serta mengeluarkan bau yang tak sedap.
Pantauan Kompas.com, ditemukan ribuan ikan sapu-sapu yang mati mengambang di tepian Kali Bekasi.
Baca juga: Air Kali Bekasi Tercemar, Ribuan Ikan Sapu-sapu Mati
Sebelumnya, Direktur Utama PDAM Patriot Kota Bekasi, Solihat Papak mengatakan, pihaknya berharap Kali Bekasi yang sudah tercemar limbah pabrik dan domestik bisa direvitalisasi agar kondisi air lebih bagus.
Hal itu disampaikan Solihat, sebab air Kali Bekasi sudah sangat tercemar dan sulit digunakan untuk bahan baku air bersih.
"Kali Bekasi debit air jauh lebih banyak dari pada Kalimalang. Potensi lebih tinggi Kali Bekasi, tapi kalau tercemar malah tidak bisa digunakan. Revitalisasi harus dilakukan agar kondisi kali lebih baik, solusi tepat," kata Solihat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.