Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKL yang Parkir Gerobak di Gedung Cagar Budaya Kota Tua Disebut Tak Berizin

Kompas.com - 02/10/2018, 23:00 WIB
Rima Wahyuningrum,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wali Kota Jakarta Barat Rustam Effendi mengatakan, adanya pedagang kaki lima (PKL) yang memarkirkan barang dagangannya di gedung-gedung cagar budaya Jalan Kali Besar Barat, Kota Tua, adalah tidak sesuai izin.

"Saya tahu lah ada beberapa gedung yang berupaya menampung kaki lima tapi izinnya enggak ada itu, enggak bisa," kata Rustam, di Kampung Tomang, Jakarta Barat, Selasa (2/10/2018).

Di kawasan tersebut, terdapat gerobak pedagang mie, bakso dan beberapa minuman keliling yang terparkir di sana. Gedung-gedung tua kosong tersebut disebut dikuasai oleh oknum.

Baca juga: Viral PKL Halangi Pos Pemadam Kebakaran Tanah Abang, Begini Ceritanya

"Soal oknum siapa kita pikirkan nanti, memang agak sulit di sana karena banyak pedagang kaki lima," kata dia.

Menurut Rustam, seharusnya sudah tidak ada lagi PKL yang ada di kawasan Kota Tua, sebab telah disediakan tempat di Lokbin Cengkeh, Jalan Cengkeh, yang tak jauh dari sana.

Pihaknya berencana untuk melakukan penataan ulang terkait keberadaan PKL di sana.

Ia berharap, bisa memenuhi harapan PKL yang ada di sana agar tetap diminati masyarakat tetapi mengikuti aturan.

"Nanti kita lihat lah. Kedepan kita atur lah. Sebenarnya apapun boleh tetapi sesuai aturannya, dengan fungsinya," kata Rustam.

Pada kesempatan berbeda, Kasatpol PP Jakarta Barat, Tamo Sijabat mengatakan hal serupa bahwa gedung-gedung tua yang disebut sebagai cagar budaya tersebut memiliki pemilik.

Baca juga: Wali Kota Jaktim Klaim Sudah Sosialisasi ke PKL Ikan Hias Jatinegara untuk Direlokasi, tetapi...

 

Kemudian, para PKL menyewa tempat untuk memarkirkan gerobak dagangannya.

Sehingga, pihaknya kesulitan dalam melakukan penertiban lantaran gedung tersebut masih milik perorangan, bukan pemerintah.

"Paling kita mengimbau kalau bisa jangan disewakan ke PKL. Tapi, kalau pemilik bangunan tidak mau, ya sulit kita ngambil gerobaknya," kata Tamo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Identitas 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Belum Diketahui

Identitas 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Belum Diketahui

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com