Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gagal Perencanaan Berujung pada Serapan APBD DKI Masih Rendah

Kompas.com - 03/10/2018, 07:00 WIB
Jessi Carina,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tahun anggaran 2018 tersisa tiga bulan. Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Saefullah melakukan evaluasi penyerapan anggaran terhadap beberapa satuan kerja perangkat daerah (SKPD).

Selasa (2/10/2018) kemarin, Saefullah memanggil beberapa SKPD yang serapan anggarannya masih rendah seperti Dinas Perumahan dan Permukiman, Dinas Sumber Daya Air, Dinas Pendidikan, dan Dinas Cipta Karya, dan beberapa pemerintah kota administrasi.

Dari pantauan di situs publik bapedadki.net pada Rabu pagi ini, serapan anggaran DKI Jakarta sudah mencapai 49 persen. Serapan anggaran untuk masing-masing SKPD yang dipanggil Saefullah juga ada datanya. 

Baca juga: Penyerapan APBD Rendah, Sekda DKI Akan Tanyakan SKPD Satu per Satu

Serapan anggaran di Dinas Perumahan dan Permukiman sebesar 15,8 persen, Dinas Sumber Daya Air sebesar 23,9 persen, Dinas Pendidikan sebesar 55,2 persen, dan Dinas Cipta Karya sebesar 38 persen.

Saefullah akan melanjutkan pemanggilan SKPD lainnya hari ini. Namun hasil evaluasi sementara, ada beberapa SKPD yang gagal dalam perencanaan hingga berpengaruh pada serapan anggaran.

Rapor buruk

Usai rapat, Saefullah memberi catatan kepada Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan. Sejumlah program di Pemkot Jaksel yang disoroti adalah rehabilitasi dan renovasi bangunan pemerintahan.

"Jakarta Selatan ini rapornya jelek sekali," ujar Saefullah.

Ada sejumlah kegiatan gagal lelang seperti pembangunan kantor camat Mampang Prapatan, kantor lurah Karet, dan kantor lurah Kuningan Timur.

Ia sangat menyayangkan hal tersebut. Soalnya hal itu merupakan kegiatan yang diusulkan sendiri oleh SKPD. Anggaran juga sudah bisa digunakan sejak awal tahun.

"Januari itu sudah bisa lelang dia. Kenapa baru ribut pas hari gini? Itu saya sayangkan kinerja seperti itu," kata dia. 

Baca juga: Sekda Sebut Rapor Jaksel Jelek Sekali, Ini Penjelasan Wali Kota

Selain itu ada juga pembatalan pembangunan rumah susun di Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman. Tahun ini, SKPD tersebut membatalkan pembangunan tiga rusun karena ada salah perencanaan.

Rusun yang seharusnya dibangun dengan skema multi years itu malah dibangun dengan skema single year.

"Dulu Pak Agustino (mantan Kadis Perumahan) itu salah perencanaan ya, semestinya dia multi-years," ujar Saefullah.

Setelah pembangunannya dibatalkan, anggarannya pun dialihkan ke pos pembebasan lahan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com