Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Gempa Palu Kesulitan Air, Terpaksa Minum, Mandi, dan Cuci di Sungai

Kompas.com - 04/10/2018, 14:03 WIB
Cynthia Lova,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


PALU, KOMPAS.com - Warga Kota Palu, Kamis (4/10/2018), masih kesulitan mencari air bersih pascagempa dan tsunami. Jaringan pipa air bersih banyak yang putus dan bocor akibat bencana. 

Begitu pun dengan jaringan listrik di wilayah Palu, yang disebut masih padam. Dampak ini juga disebut dirasakan warga Donggala. 

Warga harus menggunakan bantuan gangset untuk mengaktifkan listrik, baru bisa mendapatkan air.

Namun, untuk warga yang tidak memiliki genset, mereka terpaksa harus berbondong-bondong ke sungai Jembatan Jalur Dua untuk mendapatkan air.

Baca juga: Motor Tetangga Selamatkan Fitria dan Keluarga dari Gempa Palu...

Mereka menggali tanah di sekitar sungai untuk memperoleh air bersih.

Salah satunya dilakukan oleh Eni (24), warga Jalan Bangau Putih, Kelurahan Biro Buli Utara, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu.

“Karena pipa pada patah kan dan semua listrik mati, warga tidak ada yang punya air. Jadi, ini inisiatif warga cari mata air dengan ngebor tanah sungai ini, semakin dalam agar para warga dapat ke sungai mandi di air yang layak,” ucap Eni, di Jembatan Jalur Dua, Jalan Muhammad Yamin, Kelurahan Tana Modindi, Kecamatan Mantikulore, Palu, Kamis.

Setelah mata air ditemukan di sungai ini, Eni kerap pulang pergi untuk mengambil air dari tempat tinggalnya.

“Setelah jadi mata air ini sudah empat hari ini kami selalu jalan ke sungai Jembatan Jalur Dua untuk tampung air banyak-banyak, lalu kami masak di rumah untuk minum bikin kopi dan teh,” ucap Eni.

Baca juga: Warga Bisa Salurkan Bantuan Korban Gempa Palu di Balai Kota DKI

Korban gempa lainnya, Sinta (25), juga terpaksa harus jalan jauh ke sungai Jembatan Jalur Dua dari tempat tinggalnya untuk keperluan mencuci pakaian dan peralatan dapur.

Air di rumah mati, biasanya saya kalau nyuci di rumah. Tapi, terpaksa saya harus ke sini bawa cucian piring dan baju untuk dicuci di sini semua. Dari pada angkat air ke rumah capek, mending nyuci di sini,” ucap Sinta.

Sementara, untuk kebutuhan konsumsi, Sinta mengaku harus jalan dari satu rumah ke rumah lainnya untuk meminta air kepada warga yang memiliki.

“Untuk minum kadang saya minta air saja ke tetangga yang gensetnya fungsi, saya tampung air. Soalnya kalau harus ke sungai jauh juga,” ucap Sinta.

Erni (42), korban gempa lainnya terpaksa buang air besar dan mandi ke sungai Jembatan Jalur Dua karena jaringan air di rumahnya tidak berfungsi.

“Di sini saya mandi, semua warga di sini mandi di sungai ini, kan mati semua air. Dari pada tidak mandi, ya mending mandi di sini,” ucap Erni, sambil mengajak Kompas.com.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Identitas 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Belum Diketahui

Identitas 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Belum Diketahui

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com