Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bau Menyengat di Kali Krendang Berasal dari Limbah Rumah Warga

Kompas.com - 05/10/2018, 19:10 WIB
Rima Wahyuningrum,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator UPK Badan Air Jakarta Barat, Syahbani mengatakan, bau menyengat yang tercium dari Kali Krendang, Tambora, Jakarta Barat, berasal dari limbah rumah warga.

Limbah tersebut menjadi endapan di bawah kali yang kini menumpuk, sehingga membuat bau dan menyebabkan warna air kali tak jernih.

"Bau itu dari endapan limbah rumah tangga. Di sana ada banyak saluran yang langsung masuk ke sungai, misalnya air bekas cucian atau dapur," kata Syahbani, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (5/10/2018).

Baca juga: Menengok Kali Krendang yang Bau Menyengat dan Banyak Sampah...

Beberapa tahun lalu, pihaknya telah bekerja sama dengan RT dan RW setempat untuk mengimbau dan membagikan kantong sampah agar warga tidak membuang ke kali.

Ia mengklaim, sampah yang dibuang ke kali berkurang pada beberapa tahun terakhir, setelah imbauan tersebut dilakukan.

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, tumpukan sampah dan bau menyengat ada di Jalan Duri Utara, tepatnya di sepanjang jalan Stasiun Duri-Pasar Duri.

Beberapa sampah yang terlihat adalah kemasan makanan dan dedaunan kering.

Namun, ada pula pohon hasil penebangan yang jatuh ke dalam kali.

Syahbani menyebut, penebangan pohon dilakukan dalam rangka proyek dinding turap yang akan dilakukan di sana.

Setelah RPTRA Krendang, tepatnya di jembatan perbatasan Duri-Jembatan Besi, sedang dilakukan proyek pemasangan dinding turap.

Baca juga: Melihat Kondisi Kali Krendang yang Pernah Disebut Ahok Penuh Kotoran Manusia...

 

Saat ini, sedang proses pemasangan beton-beton yang diletakkan di sisi-sisi dinding kali.

"Kendalanya dampak dari proyek itu endapan semakin ke dalam karena ada alat berat yang masuk ke dalam air," katanya.

Untuk upaya pembersihan kali tersebut, petugas UPK Badan Air di wilayah tersebut bekerja mulai pukul 08.00 WIB-15.00 WIB.

Mereka bekerja bergilir menyisir kali dari satu kelurahan ke kelurahan lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com