Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Sebut Pelajar SMP yang Ditemukan di Depok Tewas Dibunuh

Kompas.com - 08/10/2018, 17:24 WIB
David Oliver Purba,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Plh Kasubbag Humas Polres Depok AKP Firdaus mengatakan, dari hasil penyelidikan yang dilakukan, polisi menyimpulkan bahwa AA (14), pelajar yang ditemukan tewas di pinggir Kali Ciputat, Sawangan, Depok, Sabtu (6/10/2018), tewas dibunuh.

Hal itu terlihat dari hasil otopsi tubuh AA yang banyak luka.

"Iya tewas dibunuh," ujar Firdaus melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Senin (8/10/2018).

Firdaus mengatakan, dari otopsi yang dilakukan, terdapat tujuh luka kekerasan akibat senjata tajam dan satu luka karena benda tumpul di tubuh AA.

Luka senjata tajam terdapat di lengah bawah kanan, leher kanan, dada kiri, perut kanan dan kiri, dan punggung.

Luka karena pukulan benda keras berada di bagian kepala.

Baca juga: Pelajar SMP di Depok Ditemukan Tewas, Ada Luka Sayatan di Leher dan Tangan

Firdaus mengatakan, dari rekaman kamera CCTV, tampak seorang laki-laki yang bersama dengan AA.

Laki-laki tersebut merupakan orang terakhir yang bersama dengan AA sebelum akhirnya pelajar yang duduk di bangku kelas 3 SMP itu ditemukan tewas.

"Keterangan saksi-saksi dan (rekaman) CCTV di sepanjang jalan dekat lokasi, pelaku adalah orang terakhir bersama korban," ujar Fidaus.

Sebelumnya, jenazah seorang pelajar SMP berinisial AA (14) ditemukan di pinggir kali Ciputat, Sawangan, Depok, Sabtu (6/10/2018) siang.

Saat ditemukan, terdapat luka sayatan di leher dan tangan AA. Jenazah AA pertama kali ditemukan oleh seorang warga di pinggir kali.

Saat ditemukan, jasad AA mengenakan kaus dan celana panjang berwarna cokelat mirip seragam pramuka.


“Hari ini seluruh nelayan di Donggala tak ada yang melaut selama sepuluh hari ini libur atau tidak melaut," kata Sophian di Pangkalan Pendaratan ikan (PPI) Donggala, Kelurahan Labuan Bajo, Kecamatan Banawa, Kabupaten Donggala, Senin (8/10/2018).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Megapolitan
500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

Megapolitan
Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Megapolitan
Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Megapolitan
Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Megapolitan
Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum 'Update' Kasus Kematian Akseyna

Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum "Update" Kasus Kematian Akseyna

Megapolitan
Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Megapolitan
Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Megapolitan
Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Megapolitan
Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Megapolitan
Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Megapolitan
Singgung 'Legal Standing' MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Singgung "Legal Standing" MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Megapolitan
Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Megapolitan
Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Megapolitan
Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com