Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atasi Kemacetan, Dishub Kota Bekasi Akan Konversi Angkot Jadi Bus

Kompas.com - 09/10/2018, 19:34 WIB
Dean Pahrevi,
Icha Rastika

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bekasi akan mengonversi angkutan perkotaan (angkot) menjadi bus guna menekan kemacetan di Kota Bekasi.

Kepala Bidang Angkutan Dishub Kota Bekasi Fathikun mengatakan, program konversi angkutan perkotaan ini akan digarap pada 2019.

Program konversi ini akan menggabungkan tiga unit angkot menjadi satu bus.

"Angkot di Kota Bekasi ada 1.200 unit, angkot kan daya tampung penumpangnya beda-beda. Ada yang 8 dan 12, kalau yang 8 artinya dari 3 angkot jadi 1 bus, kalau yang 12 artinya itu dari 2 angkot jadi 1 bus, jadi beda-beda," kata Fatikhun kepada Kompas.com di Kantor Dishub Kota Bekasi, Selasa (9/10/2018).

Baca juga: Cara Pemkot Bekasi Percepat Operasional Trans Patriot

Adapun angkutan kota tersebut akan dikonversi menjadi angkutan massal yang berkapasitas 25 penumpang.

Angkutan massal itu nantinya beroperasi dalam empat trayek, yakni terminal Bekasi-Pondok Gede, Terminal Bekasi-Harapan Indah, Wisma Asri-Bantargebang, dan Wisma Asri-Sumber Arta.

"Empat trayek itu dipilih karena kondisi jalan yang masih mumpuni untuk dilintasi oleh bus," ujar Fatikhun.

Fatikhun juga menyampaikan, pihaknya masih mengkaji teknis program konversi angkutan perkotaan tersebut, seperti perluasan lebar jalan agar dapat menunjang angkutan massal tersebut.

"Lebar jalan kita ini beda, masih harus dilebarin. Beda dengan Jakarta, mereka jalannya lebar-lebar dan transjakarta-nya kan ada jalur sendiri itu," ucap Fatikhun.

Tampak Jalan Raya Kalimalang, Kota Bekasi, Jumat (5/10/2018).KOMPAS.com/-DEAN PAHREVI Tampak Jalan Raya Kalimalang, Kota Bekasi, Jumat (5/10/2018).

Untuk menekan anggaran yang dibutuhkan dalam merealisasikan program konversi itu, Dishub Bekasi memberi kewenangan kepada pengusaha angkot untuk menjadi operator pelaksana angkutan massal.

"Pemerintah tidak bisa beli aset bekas sehingga kita akan carikan perusahaan atau CSR (corporate social responsibility) untuk pengusaha angkot, agar angkotnya terjual dan bisa beli angkutan massal seperti bus. Nanti kita tinggal legalkan saja," papar Fatikhun.

Baca juga: Dampak Rekayasa Lalu Lintas, Jalan Kalimalang Tambah Macet

Sementara itu, di luar empat trayek angkutan massal itu, trayek lintasan lainnya tetap dilintasi angkot yang berkapasitas 8-12 penumpang.

"Jadi kita ini cuma mau tekan kemacetan saja, dan membuat masyarakat agar beralih dari kendaraan pribadi menjadi naik bus. Angkot masih ada, hanya saja beberapa akan dikonversi menjadi angkutan massal, angkot sisanya akan diremajakan," kata Fatikhun.

Fatikhun pun berharap banyak pada perusahaan untuk membantu Pemkot Bekasi dalam meremajakan angkot melalui CSR.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Megapolitan
Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Tarif Tol Jakarta-Pekalongan untuk Mudik 2024

Tarif Tol Jakarta-Pekalongan untuk Mudik 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak di Tangerang 29 Maret 2024

Jadwal Imsak di Tangerang 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak di Wilayah Bekasi, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak di Wilayah Bekasi, 29 Maret 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com