DEPOK, KOMPAS.com - Calon presiden Prabowo Subianto mengkritisi impor yang dilakukan pemerintah. Dia menilai kebijakan itu hanya akan melemahkan perekonomian rakyat.
“Kita tidak perlu impor-impor lagi makanan, impor-impor itu sebetulnya langkah yang menghancurkan rakyat Indonesia, menghancurkan petani kita sendiri dan melemahkan ekonomi Indonesia karena kita kirim devisia yang langka ke luar negeri,” ujar Prabowo ketika menghadiri deklarasi relawan Rhoma Irama for Prabowo-Sandi di Soneta Records, Depok, Jawa Barat, Minggu (28/10/2018).
Baca juga: Prabowo: Kalau Ada yang Bagi-bagi Uang, Terima, Itu Uang Rakyat
Prabowo mengatakan swasembada pangan menjadi perhatiannya. Ia meyakini Indonesia harus swasembada pangan.
Selain swasembada pangan, Prabowo juga menginginkan swasembada energi. Dia meyakini, dengan menghasilkan bahan bakar dari sumber alternatif, Indonesia bisa mengurangi impor minyak.
“Hari ini kita impor hampir 1 juta barel tiap hari, kita impor, kalau tidak salah angkanya sudah sampai 1,3 juta tiap hari. Kalau sekarang BBM 80 dolar (dolar AS) per barel dan diperkirakan akan naik sampai 100 dollar per barel mungkin bisa lebih,” kata dia.
Baca juga: Prabowo: Mungkin Ini yang Terakhir untuk Indonesia...
Jika terpilih, Prabowo berencana menghijaukan kembali hutan yang rusak yang luasnya mencapai 80 juta hektar. Ia ingin hutan rusak ditumbuhi singkong, aren, jarak, dan jagung dalam skala besar. Tanaman ini, lanjut Prabowo, bisa dikonversi menjadi bahan bakar.
"Satu hektar bisa menciptakan 3-4 orang bekerja. Kalau kita tanam 20 juta hektar, itu berapa juta orang bekerja? Kita hilangkan kemiskinan, kita hilangkan pengangguran," kata Prabowo.
Terakhir, Prabowo menyatakan Indonesia harus swasembada air. Dia mencontohkan di Jakarta, warga masih harus membeli air bersih.
"Swasembada air, jangan anggap enteng. Saya baru bertemu pakar-pakar air terbaik dunia, PBB mengatakan 2025 dunia akan krisis air. Di Ibu Kota kita sendiri sudah banyak masyarakat yang beli air untuk kebutuhannya," kata Prabowo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.