Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota DPRD DKI: Hampir Semua Penggilingan Bakso Siapkan Boraks

Kompas.com - 29/10/2018, 12:22 WIB
Nursita Sari,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah mengatakan, hampir semua tempat penggilingan bakso di Jakarta menyiapkan boraks. Para pemilik tempat penggilingan bakso itu menawarkan penggunaan boraks kepada setiap penjual bakso dengan alasan sebagai penyedap rasa.

"Hampir semua tempat penggilingan bakso menyiapkan boraks. Mereka menawarkan alasannya penyedap, tapi di dalam itu ada macam-macam, ada pengenyal," ujar Ida.

Ida menyampaikan hal itu dalam rapat Komisi B DPRD DKI bersama satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemprov DKI Jakarta di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (29/10/2018).

Baca juga: Sidak ke Pasar, Pemkot Jaktim Temukan Kerupuk Mengandung Boraks

Menurut Ida, tempat penggilingan bakso itu rata-rata berlokasi di sekitar pasar tradisional di Jakarta.

"Rata-rata penggilingan bakso adanya di dekat pasar. Hampir semua pasar tradisional ada," ujar Ida.

Tempat penggilingan bakso yang menyiapkan boraks menjadi salah satu persoalan di pasar-pasar tradisional di Jakarta. Selain itu, buah-buahan yang dijual di pasar tradisional juga menjadi persoalan.

Koordinator Komisi B DPRD DKI Jakarta Ferrial Sofyan curiga dengan buah-buahan yang masih aman dikonsumsi setelah ditaruh lama di dalam kios pasar. Dia juga sering mendengar keluarganya di rumah mengeluhkan kualitas pangan yang dijual di pasar tradisional.

"Apel, anggur, digeletakan begitu aja berminggu-minggu kok bisa aman, berarti kan ada (sesuatu) yang disuntikan," ujar Ferrial pada kesempatan yang sama.

Karena itu, Komisi B DPRD DKI Jakarta meminta Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan (KPKP) DKI Jakarta memperketat pengawasan keamanan produk pangan yang dijual di 153 pasar tradisional di Jakarta.

Baca juga: Masih Ditemukan Makanan Mengandung Formalin dan Boraks di Sejumlah Pasar di Jakarta

Dinas KPKP DKI Jakarta sebenarnya telah menganggarkan Rp 9,3 miliar dalam APBD DKI Jakarta 2019 untuk pengawasan keamanan pangan terpadu. Namun, Komisi B DPRD DKI menilai anggaran itu kurang untuk mengawasi keamanan pangan di 153 pasar tradisional di Jakarta.

Ferrial menyarankan Dinas KPKP DKI Jakarta merekrut pekerja harian lepas (PHL) untuk mengawasi keamanan produk pangan di 153 pasar tradisional.

"Butuh duit berapa, Pak, supaya tahun 2019 aman? Kita duit ada, kalau hanya perlu cek, itu dikasih Rp 3 juta sekian mau dia, semacam PPSU. Intinya, orang Jakarta aman belanja di 153 pasar," kata Ferrial.

Komisi B DPRD DKI akhirnya meminta Dinas KPKP DKI Jakarta menghitung ulang anggaran yang dibutuhkan untuk mengawasi keamanan pangan di 153 pasar tradisional di Jakarta. Komisi B DPRD DKI belum mengetok anggaran tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com