Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buah-buahan dalam Balutan Pestisida dan Lilin

Kompas.com - 30/10/2018, 10:02 WIB
Nursita Sari,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — DPRD DKI Jakarta menyoroti kualitas produk pangan, terutama buah-buahan, yang dijual di pasar-pasar tradisional di Jakarta.

Koordinator Komisi B DPRD DKI Jakarta Ferrial Sofyan curiga dengan jaminan bagi kesehatan dari buah-buahan yang dijual di pasar-pasar tradisional setelah disimpan lama di dalam kios.

"Apel, anggur, digeletakkan begitu saja berminggu-minggu kok bisa aman, berarti, kan, ada (sesuatu) yang disuntikan," kata Ferrial di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (29/10/2018).

Disemprot pestisida dan dilapisi lilin 

Kepala Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan (KPKP) DKI Jakarta Darjamuni mengakui, ada buah-buahan yang terpapar zat-zat tertentu. Hasil pemeriksaan sampel buah yang dijual di pasar menunjukkan, ada buah-buahan yang disemprot pestisida dan dilapisi lilin.

"Di anggur atau jeruk, pestisida masih kami temukan. Pestisida supaya enggak diserang ulat dan lain-lain. Kami pantau terus, makanya saya belum berani mengatakan 100 persen (aman)," ujar Darjamuni.

Baca juga: Pemprov DKI Akui, Ada Buah-buahan yang Disemprot Pestisida dan Dilapisi Lilin di Pasar

Menurut Darjamuni, lapisan lilin banyak ditemukan pada buah-buahan impor. Lapisan lilin itu digunakan untuk memperpanjang umur simpan buah.

Darjamuni menyebutkan, praktik pelapisan dengan lilin itu sebagai hal yang dilarang.

"Setiap importir, sebelum mendistribusikan (buah-buahan), kami cek dulu. Memang enggak bisa dimungkiri, lilin segala macam di bawah impor itu masih banyak banget. Namanya bahan terlarang, kalau kita konsumsi tiap hari ya enggak boleh," kata dia.

Konsumsi buah lokal 

Darjamuni mengakui, pihaknya belum bisa mengawasi semua distribusi buah-buahan di pasar-pasar di Jakarta. Sebab, Dinas KPKP DKI selama ini hanya memeriksa sampel buah-buahan tersebut sehingga belum semua buah bisa dipastikan keamanannya.

Ia mengimbau warga Jakarta untuk mengonsumsi buah-buahan lokal mengingat banyak buah-buahan impor yang dilapisi lilin.

"Imbauan saya, tingkatkan makan buah lokal saja. Enggak kalah kok vitaminnya," ujar dia.

Baca juga: Buah-buahan Impor Dilapisi Lilin, Warga Diimbau Konsumsi Buah Lokal

Ferrial meminta Dinas KPKP DKI Jakarta memperketat pengawasan produk pangan yang dijual di 153 pasar tradisional di Jakarta. Salah satunya dengan merekrut penyedia jasa lainnya perorangan (PJLP) untuk menambah petugas pengawas.

Menurut Ferrial, Pemprov DKI memiliki anggaran cukup untuk menambah petugas tersebut.

"Kita duit ada, kalau hanya perlu cek, itu dikasih (gaji) Rp 3 juta sekian mau dia, semacam PPSU. Intinya, orang Jakarta aman belanja di 153 pasar," ujar wakil ketua DPRD DKI Jakarta tersebut.

Darjamuni mengatakan akan menganalisis kebutuhan untuk memperketat pengawasan produk-produk pangan yang dijual di pasar-pasar di Jakarta. Dia menyebut pengawasan itu tidak bisa hanya dilakukan dengan merekrut PJLP.

"Kita perlu rekrut misalnya PJLP, enggak bisa, karena dia harus punya keterampilan khusus, analis laboratoriumnya," kata dia.

Selain itu, pengawasan produk pangan harus mempertimbangkan uji laboratorium yang dimiliki Dinas KPKP DKI. Dinas KPKP saat ini baru memiliki tiga laboratorium yang terakreditasi, yakni lab untuk memeriksa produk peternakan di Bambu Apus, Jakarta Timur; lab untuk memeriksa produk pertanian di Cibubur, Jakarta Timur; dan lab untuk memeriksa produk perikanan di Pluit, Jakarta Utara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Megapolitan
Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com