Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita soal Penemuan Pertama Serpihan Pesawat Lion Air yang Tak Disengaja

Kompas.com - 30/10/2018, 12:32 WIB
David Oliver Purba,
Dian Maharani

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengatakan, serpihan pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat pertama kali ditemukan oleh dua kapal yang melintas di perairan tersebut yaitu kapal milik Pertamina dan kapal Asjaya.

Sekitar pukul 07.30 WIB, Senin (29/10/2018), dua kapal itu melintas di nw perairan Tanjung Karawang dari Kalimantan menuju Tanjung Priok.

"(penemuannya) enggak sengaja. Kapal ini dari Kalimantan mau ke Tanjung Priok," ujar Soerjanto di gedung crisis center Terminal IB Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, Senin malam.

Soerjanto mengatakan, puing pesawat ditemukan sekitar 1,5 kilometer dari titik jatuhnya pesawat.

Baca juga: 4 Hoaks Kecelakaan Lion Air JT610 beserta Klarifikasinya

Selain serpihan kapal, ditemukan juga jaket pelampung dan beberapa barang milik penumpang.

Kedua kapal kemudian berkoordinasi dengan pelabuhan setempat. Informasi itu diketahui oleh pihak KNKT dan Basarnas yang langsung menuju lokasi tersebut.

"Kami langsung kontak (pelabuhan) Tanjung Priok. Kapal mereka menemukan beberapa life jacket dan beberapa barang milik korban," ujar Soerjanto.

Pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin pagi. Dua menit setelah lepas landas, pilot pesawat meminta return to base atau kembali Bandara Soekarno-Hatta. Pihak air traffic control (ATC) menyetujui. Namun, seketika itu juga ATC dan pesawat kehilangan kontak.

Pesawat itu mengangkut 178 orang dewasa, 1 anak, dan 2 bayi, serta 7 awak pesawat lainnya. Ada tiga pusat informasi yang disediakan bagi keluarga penumpang Lion Air untuk mengetahui informasi kondisi terbaru keluarganya yang menaiki pesawat tersebut yaitu di pusat krisis di Bandara Soekarno-Hatta, di posko evakuasi Bandara Halim Perdanakusuma, dan di RS Polri, Jakarta Timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com