JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Bidang Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas Mayjen Nugroho Budi Wirianto mengatakan, pencarian korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, pada Selasa (30/10/2018), mengalami keterbatasan jarak pandang.
Adapun pencarian dilakukan dengan menggunakan sekitar 30 kapal dari TNI, Polri, Basarnas, dan lainnya.
"Kendala saya rasa tidak ada, tadi malam kita ada penyelaman, tapi kalau penyelaman dan alat itu tidak kendala, mungkin cuaca dan jarak pandang bawah air terbatas," kata Nugroho, di kantor Basarnas, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa.
Baca juga: Semalam Sebelum Jatuhnya Lion Air JT 610, Putri Minta Sang Ibu Temani Tidurnya
Nugroho mengatakan, Tim SAR gabungan akan melaksanakan pencarian selama 24 jam berdasarkan arahan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
Ia pun berharap selama proses pencarian ke depan tidak menemui kendala.
"Kendala yang tadi mudah-mudahan (aman). (Karena) info dari BMKG cuaca bagus, supaya (kami) maksimal dalam melaksanakan tugas ini," kata dia.
Sementara itu, pada hari ini, tim SAR gabungan telah memasang alat pencarian di sejumlah kapal seperti alat 'multibeam echo sounder' dan 'scan sonar'.
Peralatan untuk pencarian bawah laut akan dilengkapi pada pencarian hari ke-3 pada Rabu (1/11/2018), sekaligus memperlebar pencarian hingga 15 mil laut.
Baca juga: Hari ke-2 Pencarian, Badan Pesawat dan Kotak Hitam Lion Air Belum Ditemukan
Hingga Selasa ini, tim pencari telah mengirimkan 37 kantong jenazah ke RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, untuk dilakukan identifikasi korban.
Pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Senin pagi.
Pesawat itu mengangkut 178 orang dewasa, 1 anak, 2 bayi, serta 7 awak pesawat lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.