JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Balai Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) M Ilyas mengatakan, tingginya lumpur jadi kendala pencarian Cockpit Voice Recorder (CVR), bagian lain dari black box atau kotak hitam pesawat Lion Air JT 610 yang belum ditemukan.
Ia mengatakan, lumpur yang cukup tinggi mengakibatkan sinyal CVR jadi lemah dan sulit dideteksi. Diduga, CVR tenggelam di dasar laut yang berlumpur sehingga menyulitkan pencarian.
"Masalahnya kan lumpur. Lumpurnya setinggi lutut di bawah," ujar Ilyas saat perjalanan menggunakan Kapal Baruna Jaya menuju Tanjung Karawang, Jawa Barat, Jumat (2/11/2018).
Baca juga: Butuh 1-2 Minggu untuk Unduh Data Black Box Pesawat Lion Air
Namun demikian, Ilyas mengatakan tetap berusaha maksimal untuk mencari sinyal CVR.
Hari Kamis (1/11/2018) kemarin, kapal Baruna Jaya I mendeteksi sinyal CVR di area sekitar laut yang sebelumnya ditemukan Flight Data Recorder (FDR) atau rekaman data penerbangan. Pencarian kembali dilakukan di sekitar kawasan tersebut.
"Ketika masuk lumpur (sinyal) dia akan melemah. Tapi kemarin sudah terdeteksi," ujar Ilyas.
Baca juga: FDR dan CVR Black Box Lion Air JT 610 Terpisah karena Benturan Keras
Operasi SAR gabungan yang melakukan pencarian pesawat Lion Air JT 610 menunjukkan titik terang pada hari ketiga, Rabu (31/10/2018).
Sinyal kotak hitam atau black box Lion Air JT 610 yang jatuh pada Senin (29/10/2018), di Perairan Karawang, Jawa Barat, bisa terdeteksi.
Baca juga: Kronologi Ditemukannya Black Box Lion Air hingga Tiba di KNKT
Kapal Riset (KR) Baruna Jaya milik Badan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) berhasil menemukan sinyal black box yang paling dicari saat kecelakaan pesawat itu. Pada Kamis, ditemukan FDR yang merupakan salah satu bagian dari keseluruhan perangkat black box Lion Air JT 610.
Saat ini Basarnas dan seluruh personel dari TNI dan Polri melakukan pencarian CVR. Pencarian dilakukan dengan menurunkan Remotely Operated Vehicles (ROV) untuk mencari fisik kotak hitam tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.