JAKARTA, KOMPAS.com - Endapan lumpur di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat menyulitkan penemuan cockpit voice recorder (CVR) Lion Air penerbangan JT-610 registrasi PK-LQP. Hingga Minggu (4/11/2018) siang, CVR belum memancarkan sinyal ke ping locator.
"Belum ditemukan secara fisik kenapa? Karena lumpur yang ada di situ kalau ditunjuk pakai besi satu meter pun belum sampai ke dalam. Jadi lumpur lebih dari satu meter," kata Kepala BasarnasMuhammad Syaugi di Pelabuhan JICT II, Tanjung Priok, Minggu (4/11/2018).
Syaugi mengatakan pihaknya sudah mencari CVR di area ping yang terdengar saat penemuan flight data recorder (FDR) atau bagian lain dari black box beberapa hari lalu. Radius pencarian sekitar 50 meter di barat laut dari pusat temuan bagian-bagian pesawat.
"Kita sudah telusuri dengan penyelam-penyelam yang handal. Penyelam ini sudah dibagi areanya masing-masing supaya lebih cepat dan efektif," kata Syaugi.
Baca juga: Lion Air Beri Santunan Rp 25 Juta untuk Pemakaman Korban JT 610
CVR serta jenazah korban menjadi fokus pencarian tim gabungan Basarnas selama tiga hari ke depan. Sebanyak 127 penyelam dikerahkan untuk mencari CVR, jenazah, dan badan pesawat.
"Target utama adalah evakuasi korban, itu yang utama. Setelah itu baru CVR tadi untuk menambah kelengkapan data untuk menguak penyebab (jatuhnya pesawat) itu," ujar dia.
Sebelumnya, Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang jatuh di Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018) pagi. Pesawat itu mengangkut 181 penumpang dan 8 awak.