TANGERANG, KOMPAS.com - Pasar Anyar menjadi salah satu pasar yang dikunjungi Presiden Joko Widodo pada Minggu (4/11/2018) lalu.
Berada di Jalan Ahmad Yani, Kota Tangerang, pasar ini tergolong padat karena hampir 20 jam beroperasi tiap harinya.
Lokasi yang strategis di tengah-tengah kota juga menjadi daya tarik RI 1 untuk mampir berkunjung.
Baca juga: Jokowi Jajal Motor Barunya ke Pasar Anyar Tangerang
Menurut Kepala Pasar Anyar Achmad Juhaeni, terdapat 1.113 pedagang yang berjualan, dari pedagang kios dan juga pedagang kaki lima (PKL). Data tersebut diambil pada tahun 2018.
"Total 1.113 pedagang, beroperasinya tapi berbeda-beda. Ada yang dari jam 2 pagi, jam 6, dan siang juga ada," kata Achmad saat ditemui pada Senin (6/11/2018).
Pasar yang berdiri sejak tahun 1970-an ini terakhir direnovasi tahun 2004. Dalam kurun waktu 14 tahun ini, kondisi pasar banyak mengalami perubahan.
Dari pantauan Kompas.com di lokasi, terdapat jalan berlubang di lorong-lorong pasar. Lubang tersebut dimanfaatkan sebagai saluran pembuangan air.
Mamit, salah satu pedagang di pasar tersebut menyebutkan, sempat ada pembeli yang jatuh ke dalam lubang tersebut.
"Ibu-ibu pernah jatuh di sana, lumayan dalam sebadan. Jadinya kan kasihan kalau pembeli bisa kayak gitu, kami juga sudah lapor ke petugas," tutur Mamit.
Baca juga: Blusukan ke Pasar Anyar, Jokowi Beli Tempe, Tahu, hingga Cabai
Perbaikan ternyata tidak hanya dibutuhkan untuk jalanan yang berlubang. Agus, salah satu pedagang telor asin, juga menyebut genangan air masih sering muncul ketika hujan.
"Kalau hujan banjir sampai mata kaki, ini dari saluran air di bawah. Airnya naik, kemungkinan irigasinya mampet," ujar Agus.
Mengenai pernyataan Jokowi yang ingin merevitalisasi Pasar Anyar dalam kunjungannya hari Minggu lalu, mayoritas pedagang setuju segera dilakukan perbaikan.
Baca juga: Ibu-ibu Teriak Becek, Jokowi Janji Revitalisasi Pasar pada 2019
Salah satu pedagang sembako, Karyo, sangat berharap perbaikan dilakukan di jalan-jalan, bangunan pasar, serta saluran air.
"Lebih baik dibenerin dulu saluran airnya sama got-got yang di dalam maupun di luar. Kalau direvitalisasi, kami takutnya ribet dialokasikan di mana. Perbaikan itu saja sudah cukup, supaya kami pedagang sama pembeli enggak harus becek-becekan," jelas Karyo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.