Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala Basarnas Termotivasi Usai Bertemu Keluarga Korban Lion Air

Kompas.com - 06/11/2018, 14:44 WIB
Ardito Ramadhan,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya M Syaugi mengaku termotivasi setelah bertemu para keluarga korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610, Senin (5/11/2018) kemarin.

Syaugi mengatakan, pertemuannya dengan anggota keluarga membuatnya terenyuh karena ikut merasakan apa yang mereka rasakan.

"Iya dong, dengan ketemu gini kan kamu liat saja kemarin dengan situasi begitu saya jadi haru, hanyut begitu kan," kata Syaugi di atas KRI Banjarmasin, Selasa (6/11/2018).

Baca juga: Duka Satu Keluarga Korban Lion Air: Jenazah Sang Ayah Tiba, Jasad Anak dan Istri Belum Diketahui

Syaugi menuturkan, dirinya juga bukan manusia super yang bisa memenuhi ekspektasi semua orang. Oleh karena itu, ia mengaku motivasi seperti itu dibutuhkan olehnya.

"Walau kamu sering lihat saya, wah garang gitu kan, kalau wawancara gitu ya kan. Saya manusia juga yang enggak super yang enggak semua bisa," katanya.

Di samping itu, ia mengatakan pertemuannya dengan keluarga korban diharapkan dapat membuat mereka meyakini bahwa Tim SAR Gabungan telah berjuang keras menyelamatkan korban jatuhnya Lion Air JT 610.

"Supaya mereka juga yakin ini ujian dari Yang Maha Kuasa, kita berusaha. Ya kan usaha itu sudah maksimal kita," ujar Syaugi.

Baca juga: Suasana Haru dalam Prosesi Tabur Bunga di Lokasi Jatuhnya Lion Air JT 610

Senin kemarin, Syaugi bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono menemui keluarga korban di Cawang.

Ia sempat menitikkan air mata ketika memaparkan hasil pencarian oleh Basarnas selama tujuh hari sejak jatuhnya pesawat.

Pencarian pesawat Lion Air JT 610 telah dimulai pada Senin (29/10/2018) lalu. Hasilnya, sebanyak 164 kantong jenazah telah ditemukan dan 27 korban telah diidentifikasi.

Pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang jatuh di Tanjung Karawang, Jawa Barat, 13 menit setelah mengudara dari Bandara Soekarno-Hatta.

Pesawat itu mengangkut 181 penumpang dan 8 awak. Semua penumpang dan awak diduga tewas dalam kecelakaan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com