JAKARTA, KOMPAS.com - Rumah Sakit Polri, Kramatjati kini menyediakan ruang terapi oksigen hiperbarik bagi para penyelam yang mencari pesawat Lion Air JT 610 di Perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.
Pada Selasa (6/11/2018) siang, Kompas.com berkesempatan mendatangi ruang tersebut.
Dari pengamatan sekilas, ruang ini terdiri dari ruang hiperbarik luar yang berupa tempat tunggu dan berisi beberapa perawat serta kepala ruangan.
Sedangkan ruang hiperbarik sesungguhnya atau yang disebut sebagai chamber berbentuk kapsul dan diletakkan secara horizontal dengan kelir atau tirai putih menutupi ruang tersebut.
Baca juga: Tahapan Terapi Hiperbarik untuk Penyelam di RS Polri
Saat memasuki ruangan, terlihat ada tiga penyelam yang akan menjalani terapi hiperbarik.
Ketiganya menggunakan kostum khusus berwarna biru.
Ruang hiperbarik memiliki dua pintu dan empat jendela berbentuk bulat. Ukurannya pun terbilang kecil dan hanya cukup menampung lima orang dengan satu perawat yang menemani di dalam.
Terlihat ada enam bangku berwarna biru disediakan di setiap sisi ruang hiperbarik. Di samping bangku terdapat oksigen yang digunakan oleh para penyelam saat terapi.
Isi ruangan itu dapat terlihat dari luar melalui layar monitor yang terhubung dengan kamera di dalam sana.
Baca juga: Hindari Dekompresi, Polri Imbau Penyelam Terapi Hiperbarik
Dengan begitu, petugas yang berada di luar ruang hiperbarik dapat memperhatikan dan memberikan arahan mengenai proses yang berlangsung di dalam.
Saat baru masuk, para penyelam yang menjalani terapi diberikan permen agar lebih santai.
Proses Terapi
Kepala Ruangan Terapi Hiperbarik Marintan Sitorus menjelaskan, proses terapi berlangsung selama dua jam.
Pada 15 menit pertama, penyelam akan menyesuaikan suasana dan tekanan seperti di bawah laut perairan Tanjung Karawang.
"15 menit pertama menuju ke bawah permukaan laut. Sedikit tidak nyaman pada telinga. Itulah fungsinya konsultasi ke THT," jelas dia.