Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kolong Jalan Layang Masih Jadi Tempat Berteduh Saat Hujan

Kompas.com - 09/11/2018, 12:41 WIB
Sherly Puspita,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hujan cukup deras mengguyur wilayah Jakarta Selatan siang ini, Jumat (9/11/2018).

Kompas.com berjalan di sekitar kolong Simpang Susun Semanggi yang letaknya tak jauh dari Polda Metro Jaya.

Di salah satu sisi simpang susun, tepatnya di kolong jembatan layang ini masih digunakan oleh pengendara sepeda motor untuk berteduh.

Baca juga: Pengendara yang Berteduh di Bawah Jembatan Akan Didenda

Ada yang meninggalkan motornya di tepi jalan dan berteduh di jalur pedestrian, ada pula yang sengaja berhenti sejenak untuk memakai jas hujan.

Sekelompok pengendara sepeda motor yang berteduh ini memang tak membuat lalu lintas di sekitar Jalan Gatot Subroto menjadi tersendat.

Namun, sebetulnya kepolisian telah menginformasikan bahwa berteduh di kolong jalan layang dan jembatan merupakan perilaku melanggar lalu lintas.

Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Budiyanto mengatakan, para pengemudi yang berteduh di bawah jembatan akan dikenakan denda.

Baca juga: GBK Hujan, Peserta Nobar Penutupan Asian Games Berteduh di Istora

"Dalam tata cara berlalu lintas setiap pengguna jalan wajib mematuhi perintah yang diberikan oleh petugas. Setiap pengguna jalan yang tidak mematuhi perintah petugas dikenakan pidana satu bulan atau denda paling banyak Rp 250.000," ujarnya, Rabu (31/10/2018) lalu.

Budiyanto melanjutkan, berteduh di bawah jembatan juga berpotensi mereduksi ruang lalu lintas dan dapat mengganggu keamanan, kelancaran, dan keselamatan lalu lintas.

Budiyanto mengimbau para pengemudi memilih tempat yang aman dan tak mengganggu lalu lintas untuk berteduh.

Meski demikian, berdasarkan pantauan di lokasi, siang ini tak ada petugas kepolisian yang memberikan imbauan kepada para pengendara untuk tak berteduh di kolong jalan layang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com