Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Pencarian Korban Lion Air JT 610 Dihentikan

Kompas.com - 12/11/2018, 07:43 WIB
Ardito Ramadhan,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Operasi pencarian korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di perairan Karawang, Jawa Barat, telah dihentikan Sabtu (10/11/2018) lalu.

Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya M Syaugi beralasan, operasi dihentikan karena jumlah temuan semakin sedikit. Pada Sabtu lalu misalnya, Tim SAR tidak menemukan satu pun bagian tubuh korban.

"Berdasarkan pantauan tersebut, kami dari tim SAR Basarnas pusat mengambil keputusan bahwa operasi SAR ini secara terpusat itu disudahi atau ditutup," kata Syaugi.

Operasi yang telah dilakukan sejak hari jatuhnya pesawat, yaitu pada 29 Oktober 2018 tersebut, telah menemukan sejumlah potongan tubuh korban (sebanyak 196 kantong jenazah). Semua potongan bagian tubuh korban itu telah diserahkan ke RS Polri untuk diidentifikasi.

Baca juga: Hentikan Pencarian Korban Lion Air, Kepala Basarnas Minta Maaf

Syaugi berharap, proses identifikasi dapat sesuai dengan manifes pesawat, yaitu ada 181 penumpang dan 8 awak dalam pesawat nahas tersebut.

Syaugi menyebutkan, Kantor SAR Jakarta dan Bandung tetap siap menerima laporan bila nelayan atau masyarakat menemukan tanda-tanda adanya korban.

"Melaksanakannya berapa lama? Terus. Karena mereka ini setiap hari tugasnya itu siaga 24 jam. Jadi kapan pun apabila masih ada, dia akan kerjakan itu," ujar Syaugi.

Sementara itu, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) memastikan proses pencarian black box berisi cockpit voice recorder tetap berlanjut walau operasi pencarian korban dihentikan.

"Kami belum tahu sampai kapan pencarian ini bisa kami lakukan, tentunya juga kami harus nantinya berpikir masalah biaya karena biaya pencarian black box ini cukup masif (besar)," kata Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono.

Menurut Soerjanto, operasi pencarian black box membutuhkan dana banyak karena melibatkan teknologi-teknologi canggih.

KNKT bahkan berniat menambah alat canggih baru bernama sub-bottom profiling yang tengah dipersiapkan di Surabaya.

Baca juga: Cari Barang Milik Suaminya, Istri Korban Lion Air Sambangi Posko Basarnas

"Ada equipment baru yang on boat-kan di ROV yaitu sub-bottom profiling yang bisa mendeteksi benda-benda di dalam lumpur sampai kedalaman empat meter," kata Soerjanto.

Ia berharap, alat itu bisa mendeteksi keberadaan black box berisi CVR yang diduga terendam di bawa lumpur dasar laut.

Selain itu, operasi pencarian black box juga akan didukung oleh sepuluh penyelam yang dikerahkan Badan SAR Nasional.

Hingga Sabtu sore, total 79 korban jatuhnya pesawat yang telah teridentifikasi di RS Polri. Pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkalpinang itu jatuh di Tanjung Karawang, Jawa Barat, pada 29 Oktober pagi.

Pesawat itu mengangkut 181 penumpang dan 8 awak. Semua penumpang dan awak diduga tewas dalam kecelakaan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Pelaku Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Telah Dihubungi Polisi untuk Pendampingan

Keluarga Pelaku Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Telah Dihubungi Polisi untuk Pendampingan

Megapolitan
Dibawa Kabur dari Setiabudi, Mobil Patroli Polisi Ditemukan di Kemayoran

Dibawa Kabur dari Setiabudi, Mobil Patroli Polisi Ditemukan di Kemayoran

Megapolitan
Menilik Padi Apung Waduk Elok Cakung, Solusi untuk Sawah Kebanjiran

Menilik Padi Apung Waduk Elok Cakung, Solusi untuk Sawah Kebanjiran

Megapolitan
Sopirnya di Bawah Umur, Pemilik Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Bakal Diperiksa Polisi

Sopirnya di Bawah Umur, Pemilik Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Bakal Diperiksa Polisi

Megapolitan
Polisi Belum Tahan Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama

Polisi Belum Tahan Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama

Megapolitan
Mobil Patroli Polisi di Jakarta Selatan Dibawa Kabur Jambret yang Sedang Diamankan

Mobil Patroli Polisi di Jakarta Selatan Dibawa Kabur Jambret yang Sedang Diamankan

Megapolitan
Polisi Masih Dalami Motif Oknum Sopir Grab Culik dan Peras Penumpang

Polisi Masih Dalami Motif Oknum Sopir Grab Culik dan Peras Penumpang

Megapolitan
Momen Peserta Sanlat Ekspresi Baznas Diminta “Push Up” Karena Ketiduran saat Ada Seminar

Momen Peserta Sanlat Ekspresi Baznas Diminta “Push Up” Karena Ketiduran saat Ada Seminar

Megapolitan
Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Megapolitan
Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Megapolitan
Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Megapolitan
Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Megapolitan
Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com