Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mata Air yang Tak Pernah Surut di Pintu Gerbang GWK Bali

Kompas.com - 12/11/2018, 09:35 WIB
Sherly Puspita,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.com - Semi alias Bokor, seorang pria paruh baya, yang mengenakan pakaian putih dilengkapi dengan udeng dan kain kamen yang juga berwarna putih, tampak kusyuk sembahyang di kawasan Parahyangan Somaka Giri di pintu gerbang menuju Garuda Wisnu Kencana (GWK), Jimbaran, Bali.

Semi merupakan warga Bali yang terpanggil untuk mengabdikan diri sebagai penjaga Parahyangan Somaka Giri.

Baca juga: 3 Ruangan di Patung GWK yang Wajib Dikunjungi

Tak lama setelah sembahyang, Semi mengizinkan kami memasuki area tempat suci tersebut.
Ia menjelaskan, Parahyangan Somaka Giri merupakan mata air yang tak pernah surut dan dipercaya masyarakat sekitar sebagai anugerah yang memiliki kekuatan magis untuk menyembuhkan orang sakit hingga mendatangkan hujan dikala kemarau.

Di sela perbincangan, Semi mengambil sebuah cangkir kayu yang di dalamnya terdapat air jernih seraya membacakan doa-doa. Air tersebut dipercikkan ke arah kepala kami sambil terus membacakan doa.

Setelah itu, beras yang telah terendam air disematkan di kening kami, kemudian bunga kamboja diselipkan di telinga kanan. Semi mengatakan, itu adalah doa untuk keselamatan dan kemakmuran.

Ia kemudian mengambil gayung kecil yang memiliki tangkai panjang dan memasukkannya ke dalam sebuah batu berlubang.

Di dalam batu tersebut ternyata ada mata air. Kami diminta meminum dan mengusapkan air itu ke wajah.

"Saya mulai menjaga kawasan ini sejak tahun 1991. Tapi sebelum saya jaga, sebelum wisata GWK ini ada, bahkan ratusan tahun lalu, batu berlubang ini sudah ada dan terus mengeluarkan air," kata Semi, Sabtu (10/11/2018) lalu.

Saat pembangunan GWK, tempat ini dipertahankan dan kawasannya dipercantik.

Baca juga: Syukuran Penyelesaian Patung GWK Akan Menampilkan Pertunjukan Kolosal

Parahyangan Somaka Giri pun menjadi salah satu daya tarik wisatawan yang berkunjung ke GWK.

Keberadaan mata air itu menjadi alasan mengapa setiap pengunjung yang hendak memasuki kawasan GWK diwajibkan memakai pakaian tertutup. Disediakan kain jika pengunjung mengenakan pakaian yang tak menutupi lutut.

Karena merupakan tempat yang suci, wisatawan perempuan yang tengah datang bulan dilarang memasuki kawasan Parahyangan Somaka Giri.

"Setiap wisatawan boleh berada di sini. Saya akan doakan semoga beroleh keselamatan dan kedamaian," ujar Semi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com