Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lumpur Menumpuk, Anak Kali Pesanggarahan Dikeruk

Kompas.com - 14/11/2018, 16:16 WIB
Rima Wahyuningrum,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Petugas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Barat melakukan pengerukan sedimen lumpur di anak Kali Pesanggrahan, Jalan Adhi Karya, RW 05, Kedoya Selatan, Jakarta Barat pada Rabu (14/11/2018).

Kepala SDA Jakarta Barat, Imron, mengatakan pengerukan dilakukan setelah ada aduan masyarakat tentang kali yang dangkal.

"Kegiatan yang kami lakukan adalah pengerukan kali sedalam 2 meter. Memang kondisinya saat ini hasil lumpur-lumpurnya ini tidak kami buang tapi kami taruh di pinggirnya untuk memperkuat turap yang ada," kata Imron, di lokasi.

Baca juga: 15 Bangunan Liar di Pinggir Kali Item Dibongkar

Saat pengerukan, pihaknya menurunkan sebuah backhoe berukuran sedang untuk mengeruk. Lumpur hasil pengerukan dipinggirkan ke dinding turap.

Pemadatan lumpur di dinding turap hanya menggunakan backhoe. Sementara turap di kali tersebut belum dipasang sheet pile atau dinding turap beton dan masih berupa tanah padat.

Imron melanjutkan, sedimen lumpur di kawasan tersebut sudah 10 tahun tidak dikeruk. Apabila pengerukan dengan kedalaman 2 meter dirasa belum bisa menampung air mengalir, akan dilakukan pengerukan selanjutnya.

"Kami akan melihat kondisi ke depannya dengan kedalaman dua meter, apakah memang cukup untuk mengalirkan tampungan air yang datang dari hulu, kalau kurang nanti kami akan perdalam lagi," kata Imron.

Baca juga: Bekasi Masih Rawan Banjir karena Polder Air Belum Maksimal

Imron menambahkan, setelah pengerukan akan dilakukan pengecekan trase kali. Selanjutnya, akan ada upaya normalisasi atau naturalisasi Kali Pesanggrahan.

"Harapan kami itu nanti tidak ada genangan atau banjir di kawasan sini," katanya.

Jasuki (60), salah satu warga RT 02/RW 05 menilai pengerukan yang dilakukan membantu para warga yang cemas kali akan meluap apabila hujan deras mulai datang. Sebab, ketinggian air meningkat meski tak lagi banjir.

Baca juga: Curhat Petugas Badan Air Menjelang Musim Hujan di Jakarta

"Sejak dua (atau) tiga tahun terakhir sih, 2015 sudah enggak banjir lagi. Memang tinggi kalau hujan terus-terusan. Tapi ini udah dikeruk dari kemarin, dari ujung," kata Jasuki.

Ia mengatakan, ketinggian banjir beberapa tahun lalu bisa mencapai perut orang dewasa. Tetapi kali ini air tak lagi memasuki rumahnya dan para warga hanya memantau ketinggian kali saat hujan deras dengan harapan tak banjir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com