JAKARTA, KOMPAS.com - Petugas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Barat melakukan pengerukan sedimen lumpur di anak Kali Pesanggrahan, Jalan Adhi Karya, RW 05, Kedoya Selatan, Jakarta Barat pada Rabu (14/11/2018).
Kepala SDA Jakarta Barat, Imron, mengatakan pengerukan dilakukan setelah ada aduan masyarakat tentang kali yang dangkal.
"Kegiatan yang kami lakukan adalah pengerukan kali sedalam 2 meter. Memang kondisinya saat ini hasil lumpur-lumpurnya ini tidak kami buang tapi kami taruh di pinggirnya untuk memperkuat turap yang ada," kata Imron, di lokasi.
Baca juga: 15 Bangunan Liar di Pinggir Kali Item Dibongkar
Saat pengerukan, pihaknya menurunkan sebuah backhoe berukuran sedang untuk mengeruk. Lumpur hasil pengerukan dipinggirkan ke dinding turap.
Pemadatan lumpur di dinding turap hanya menggunakan backhoe. Sementara turap di kali tersebut belum dipasang sheet pile atau dinding turap beton dan masih berupa tanah padat.
Imron melanjutkan, sedimen lumpur di kawasan tersebut sudah 10 tahun tidak dikeruk. Apabila pengerukan dengan kedalaman 2 meter dirasa belum bisa menampung air mengalir, akan dilakukan pengerukan selanjutnya.
"Kami akan melihat kondisi ke depannya dengan kedalaman dua meter, apakah memang cukup untuk mengalirkan tampungan air yang datang dari hulu, kalau kurang nanti kami akan perdalam lagi," kata Imron.
Baca juga: Bekasi Masih Rawan Banjir karena Polder Air Belum Maksimal
Imron menambahkan, setelah pengerukan akan dilakukan pengecekan trase kali. Selanjutnya, akan ada upaya normalisasi atau naturalisasi Kali Pesanggrahan.
"Harapan kami itu nanti tidak ada genangan atau banjir di kawasan sini," katanya.
Jasuki (60), salah satu warga RT 02/RW 05 menilai pengerukan yang dilakukan membantu para warga yang cemas kali akan meluap apabila hujan deras mulai datang. Sebab, ketinggian air meningkat meski tak lagi banjir.
Baca juga: Curhat Petugas Badan Air Menjelang Musim Hujan di Jakarta
"Sejak dua (atau) tiga tahun terakhir sih, 2015 sudah enggak banjir lagi. Memang tinggi kalau hujan terus-terusan. Tapi ini udah dikeruk dari kemarin, dari ujung," kata Jasuki.
Ia mengatakan, ketinggian banjir beberapa tahun lalu bisa mencapai perut orang dewasa. Tetapi kali ini air tak lagi memasuki rumahnya dan para warga hanya memantau ketinggian kali saat hujan deras dengan harapan tak banjir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.