Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Penembakan, Seorang Pria Minta Ponsel Milik Sopir Mobil Sriwijaya Air

Kompas.com - 17/11/2018, 14:43 WIB
David Oliver Purba,
Farid Assifa

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Juru bicara Sriwijaya Air Willy mengatakan, pihaknya belum mengetahui motif penembakan yang dilakukan pengemudi mobil Honda Mobilio terhadap mobil milik Sriwijaya Air di Jalan Raya Bandara Soekarno Hatta, Benda, Tangerang, Jumat (16/11/2018).

Willy mengatakan, sebelum penembakan, seorang pria yang diduga sebagai pelaku mendekati sopir mobil Sriwijaya Air, Arman (53) yang tengah menepi di bahu Jalan Raya Bandara Soekarno Hatta, Benda, Tangerang, untuk mencari kartu E-toll yang terjatuh dari dashboard, Jumat pagi.

Pria itu datang dan meminta ponsel Arman. Namun, Arman menolak dan meninggalkan pria tersebut. Beberapa puluh meter setelah meninggalkan pria itu mobil yang dikendarai Arman ditembak dari arah Mobilio.

"Karena takut Pak Arman tancap, kabur lah. Jarak beberapa puluh meter terdengar suara tembakan dari arah belakang dari mobil tersebut (Mobilio)," ujar Willy saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (17/11/2018).

Baca juga: Mobil Milik Sriwijaya Air Ditembak Orang Tak Dikenal di Tangerang

Dari keterangan Arman, pria paruh baya itu tidak memiliki masalah di jalan sebelum penembakan terjadi. Arman juga mengaku tidak memiliki masalah pribadi yang dianggap bisa membahayakan nyawanya.

Willy mengatakan, pihaknya tidak mau berspekulasi terkait motif penembakan dan menyerahkan kasus tersebut ke pihak kepolisian.

"(Arman) enggak punya masalah, beliau enggak ada musuh, normal-normal saja. Sampai saat ini belum tahu apa motif di balik kejadian itu. Biarkan polisi yang mengungkap," ujar Arman.

Kapolres Metro Tangerang Kombes Harry Kurniawan mengatakan, pihaknya tengah menyelidiki kejadian itu.

"Lagi cek TKP dan periksa saksi," ujar Harry.

Sebelumnya diberitakan, mobil milik maskapai penerbangan Sriwijaya Air ditembak orang tak dikenal di kawasan Benda, Tangerang, Jumat sekitar pukul 06.03 WIB.

Arman, sopir mobil Sriwijaya Air, menghentikan mobilnya di bahu Jalan Raya Bandara Soekarno Hatta untuk mencari kartu e-toll yang terjatuh dari dashboard.

Saat itu, Arman berencana pergi ke arah Cibubur untuk menjemput kru Sriwijaya Air.

Tiba-tiba sebuah mobil Honda Mobilio berwarna hitam memepet mobil Arman dari sebelah kanan. Seorang pria turun dan meminta ponsel milik Arman.

Arman sempat menanyakan identitas orang tersebut. Dua pria lainnya turun dan mendekati mobil Arman.

Karena curiga, Arman menjalankan mobilnya dan meninggalkan ketiga orang tersebut.

Baca juga: Fakta Perburuan Pelaku Pembunuhan Sofyan, Takut Ditembak Polisi hingga Satu Masih Buron

Berjarak sekitar 10 meter, mobil yang dikendarai Arman ditembak salah satu pria dari arah Mobilio yang mengejar.

Arman tak menghiraukan dan mempercepat laju mobilnya. Namun, Mobilio hitam itu mengejar Arman. Kembali terdengar suara tembakan dari arah belakang mobil. Terdapat sejumlah lubang bekas tembakan peluru di mobil milik Sriwijaya Air. Polisi masih menyelidiki kasus tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com