Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga di Lokasi Pembunuhan Satu Keluarga: Wuuu Pembunuh

Kompas.com - 21/11/2018, 14:15 WIB
Dean Pahrevi,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Indarto mengatakan, terdapat 62 adegan yang diperagakan oleh pembunuh satu keluarga di Bekasi dalam proses rekonstruksi yang dilakukan di seluruh Tempat Kejadian Perkara (TKP).

"Ada 62 adegan, total ya dari TKP sini sampai dia ditangkap di Garut," kata Indarto di lokasi kejadian, Jalan Bojong Nangka II, Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, Rabu (21/11/2018).

Baca juga: Ini Percakapan yang Picu Haris Simamora Bunuh Satu Keluarga di Bekasi

Pantauan Kompas.com, pembunuh bernama Haris Simamora tiba pukul 11.30 WIB di lokasi kejadian. Pelaku yang menggunakan baju tahanan oranye dikawal pihak kepolisian dan dibawa ke dalam rumah korban untuk melakukan adegan rekonstruksi.

Sejumlah warga yang melihat Haris datang pun nampak menyoraki pelaku karena geram dengan ulah pelaku.

"Woy woy wuuu pembunuh," teriak warga.

Indarto menambahkan, terdapat 37 adegan yang akan diperagakan pelaku di TKP rumah korban. Di TKP rumah korban menjadi tempat dengan adegan terbanyak dibanding tempat lainnya.

Baca juga: Prarekonstruksi, Haris Peragakan Pembunuhan Keluarga di Bekasi dari Awal sampai Akhir

"Berlangsung di beberapa lokasi, ada sekitar 6 titik. Kami akan maksimalkan hari ini, kalau tidak bisa kami akan lanjutkan besok. Di sini paling banyak, 37 adegan. Nanti ada adegan juga dia membuang BB (barang bukti) yang dipakai untuk membunuh, yaitu linggis," ujar Indarto.

Hingga saat ini, proses rekonstruksi masih berlangsung. Awak media pun bergantian memasuki TKP rumah korban.

Mobil Nissan X-Trail yang merupakan salah satu barang bukti juga terparkir di halaman kontrakan yang dikelola korban.

Baca juga: Polisi Hentikan Pencarian Linggis yang Digunakan Haris Membunuh Keluarga di Bekasi

Adapun titik lokasi rekonstruksi ialah, TKP rumah korban di Pondok Melati, TKP pembuangan barang bukti linggis di Kalimalang di Tegal Danas, Kabupaten Bekasi, serta kontrakan tempat tinggal tersangka Haris di Pasir Limus di Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi.

Kemudian tempat ke empat di kontrakan tempat pelaku menitipkan barang bukti mobil Nissan X-Trail di Kampung Rawa Lintah RT 01, RW 02, Desa Mekarmukti, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi.

Lalu tempat ke lima ialah di Terminal Kali Jaya Cikarang di mana pelaku melarikan diri ke Garut menggunakan bus, dan ke enam TKP tempat pendakian gunung Guntur, Garut, Jawa Barat.

Baca juga: Self-Fulfilling Prophecy Haris Simamora, Kesantunan Berbahasa, dan Call of Duty

Sebelumnya diberitakan, Diperum Nainggolan (38) ditemukan tewas bersama istrinya, Maya Boru Ambarita (37) serta kedua anaknya, Sarah Boru Nainggolan (9) dan Arya Nainggolan (7).

Mereka dibunuh Haris Simamora pada Selasa (13/11/2018) dini hari.

Haris yang merupakan keponakan Maya ini tega membunuh keluarga Diperum lantaran sakit hati sering dihina dan diperlakukan kasar.

Haris kemudian ditangkap pihak kepolisian pada Rabu (14/11/2018) saat hendak mendaki Gunung Guntur, Garut, Jawa Barat.

Kini Haris telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Mapolda Metro Jaya. Haris dikenakan pasal berlapis pembunuhan berencana dan pencurian dengan ancaman hukuman mati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Megapolitan
Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Megapolitan
Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com