Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Percekcokan Berujung Tewasnya CIP di Dalam Lemari Indekos...

Kompas.com - 24/11/2018, 10:49 WIB
Anandita Getar Rezha Pratama,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes (Pol) Indra Jafar mengatakan, CIP (22) sempat kesal dan menendang pintu kamar indekosnya, Mampang Prapatan VIII, Jakarta Selatan. 

Ia merasa kesal karena pasangan kekasih, Yustian dan NR menginap di kamar kosnya selama seminggu. 

Hal itu pula yang menyebabkan Yustian dan NR tega membunuh CIP dan menyimpan jenazahnya di dalam lemari indekos

Baca juga: Sakit Hati dan Uang Tip Kurang, Alasan Yustian dan NR Bunuh CIP...

"Korban sempat mencoba menendang pintu kosannya setelah tiba di sana sekitar jam 20.00 pada Minggu (18/11/2018). Kedua pelaku saat itu ada di dalam kamarnya," kata Indra, di Mampang Prapatan VIII, Jakarta Selatan, Jumat (23/11/2018).

Adapun NR merupakan teman kerja CIP yang sama-sama berprofesi sebagai pemandu karaoke. Kekasih NR, Yustian mengenal CIP dari Facebook.

Indra mengatakan, CIP merasa terganggu dengan kedatangan Yustian dan NR yang lama menginap di indekosnya. 

Baca juga: Sebelum Membunuh, Yustian dan NR Tinggal di Indekos CIP Seminggu

"Korban sudah tersinggung juga. Selama seminggu korban merasa terganggu saat tersangka tinggal di kosan korban," ujarnya. 

Konflik antara korban dan tersangka memanas saat NR dijanjikan uang tip Rp 1,8 juta oleh pelanggannya. 

CIP kemudian memberikan uang tip yang dijanjikan pelanggan kepada NR Rp 500.000.  

Baca juga: Polisi Cari Satu Saksi Kunci Pembunuhan CIP di Mampang

"Kemudian NR mengadu kepada pacarnya, lalu membuat Yustian geram dan mencoba menelepon korban," kata Indra. 

Hingga akhirnya pada Minggu malam, terjadi percekcokan yang menyebabkan CIP tewas

Jenazah CIP ditemukan di dalam lemari di kamar kosnya di Mampang Prapatan VIII, Jakarta Selatan, Selasa (20/11/2018).

Setelah membunuh korban, kedua tersangka berusaha melarikan diri ke Padang, Sumatera Barat. Namun, polisi berhasil menangkap keduanya di daerah Merangin, Jambi, Selasa malam. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com