Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir yang Menggenangi Jalan Fatmawati Sudah Surut

Kompas.com - 28/11/2018, 16:16 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hujan deras yang mengguyur wilayah Jakarta Selatan, Rabu (28/11/2018) siang, menyebabkan Jalan Fatmawati terendam banjir setinggi 30 sentimeter.

Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Selatan Holi Susanto mengatakan, banjir disebabkan curah hujan tinggi dan pengerjaan pembangunan saluran air yang belum rampung.

"Saluran yang dibuat Suku Dinas Bina Marga Jakarta Selatan belum selesai seluruhnya dibuat," kata Holi saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu.

Baca juga: Delapan Pompa Disiapkan Cegah Banjir di Koja

Berdasarkan video dokumentasi Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Selatan, tampak air menggenangi ruas Jalan Fatmawati.

Beberapa pengendara motor yang menggunakan jas hujan terpaksa turun dan mendorong motor mereka.

Sementara, pengendara mobil dan bus transjakarta harus mengurangi kecepatan kendaraan melintasi genangan tersebut.

Baca juga: Cuaca Buruk dan Banjir Kacaukan Kota Sydney

Dilansir dari akun Twitter Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, genangan di Jalan Fatmawati telah surut sejak pukul 14.30.  

Hujan deras mengguyur wilayah Jakarta Selatan, Rabu (28/11/2018) siang. Akibatnya, banjir setinggi 30 sentimeter sempat menggenangi ruas jalan Fatmawati, Kelurahan Cilandak Barat, Jakarta Selatan.Dokumentasi Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Selatan Hujan deras mengguyur wilayah Jakarta Selatan, Rabu (28/11/2018) siang. Akibatnya, banjir setinggi 30 sentimeter sempat menggenangi ruas jalan Fatmawati, Kelurahan Cilandak Barat, Jakarta Selatan.
"Kondisi genangan di Jalan RS Fatmawati, Kelurahan Cipete Selatan, Kecamatan Cilandak, sudah surut sejak pukul 14.00," bunyi kicauan akun Twitter BPBD.

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi 15.00, tidak ada lagi genangan di depan Lotte Mart Fatmawati.

Baca juga: Jalan KH. Noer Ali di Musim Hujan: Rusak dan Kolong Tol Kerap Banjir

Kendati demikian, para pengendara kendaraan bermotor harus berhati-hati karena jalan berlumpur dan licin.

Tampak juga beberapa aparat kepolisian berjaga di lokasi guna mengatur arus lalu lintas.

Bus transjakarta yang ditumpangi Kompas.com pun hanya mampu berjalan dengan kecepatan 20-40 kilometer lantaran jalan yang licin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com