Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merasakan 15 Menit Naik MRT dari Bundaran HI ke Lebak Bulus...

Kompas.com - 11/12/2018, 07:49 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — PT MRT Jakarta menguji coba keretanya pada Senin (11/12/2018) dengan membawa rombongan Gubernur DKI beserta wartawan dari Balai Kota DKI Jakarta.

Kompas.com yang juga ikut dalam uji coba itu merasakan naik kereta dari Stasiun Bundaran HI ke Stasiun Lebak Bulus dengan waktu tempuh 15 menit karena tidak berhenti di setiap stasiun.

Sebelum memasuki area stasiun, seluruh penumpang diminta memakai alat pelindung diri (APD) lengkap dari mulai helm, rompi proyek, hingga sepatu boot.

Stasiun Bundaran HI masih dalam pengerjaan. Eskalator sudah dipasang, tetapi belum digunakan. Lorong-lorong stasiun dilapisi dinding aluminium yang masih terbungkus plastik.

Lantai pertama, concourse, bakal menjadi area fasilitas umum dan retail. Di lantai ini, penumpang akan membeli tiket. Setelah masuk melalui automatic gate, penumpang akan dibawa turun ke lantai platform atau peron menggunakan eskalator atau tangga.

Baca juga: MRT Kaji Kereta Khusus Wanita

Di peron, penumpang tak bisa sembarangan ke rel. Pemandu dari PT MRT Jakarta mengatakan, rel berbahaya sebab bermuatan listrik.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengajak wartawan Balai Kota menjajal moda raya terpadu (MRT), Senin (10/12/2018). KOMPAS.com/NIBRAS NADA NAILUFAR Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengajak wartawan Balai Kota menjajal moda raya terpadu (MRT), Senin (10/12/2018).

Sepanjang rel dipasang platform screen doors yang membatasi peron dengan rel. Platform screen doors ini mirip dengan partisi otomatis yang ada di halte transjakarta.

Kereta MRT yang telah menunggu awak media masih mulus dan bersih. Lantainya pun masih ditutup kertas. Awak media tetap diminta melepas alas kaki yang digunakan.

Di dalam, terasa perbedaan yang cukup signifikan dengan kereta KRL commuter line yang digunakan sehari-hari. Bangkunya berbahan fiber tanpa bantalan empuk seperti commuter line.

Di atas bangku tak ada tempat menatuh tas. Ini disebabkan perjalanan menggunakan MRT tak akan berlangsung lama.

Kereta mulai berjalan tepat pukul 16.30. Kecepatannya antara 60-80 kilometer per jam. Tak ada goyangan seperti naik KRL. Penumpang hanya bergoyang ketika akselerasi kereta bertambah.

Kondisi Stasiun MRT Senayan pada Kamis (18/10/2018).Kompas.com / Dani Prabowo Kondisi Stasiun MRT Senayan pada Kamis (18/10/2018).

Hal lain yang mengesankan dari mulusnya perjalanan, di atas kereta tak terasa menanjak ketika melintasi Bundaran Senayan. Padahal, kereta naik dari dalam terowongan ke rel layang di sepanjang Jalan Sisingamangaraja.

Di rel layang terlihat pemandangan Jakarta Selatan yang sibuk. Mulai dari kompleks Kejaksaan Agung yang luas, Blok M, hingga pertokoan-pertokoan di Jalan Fatmawati.

Kereta juga tak terasa berbelok ketika melintasi perempatan Fatmawati ke arah Lebak Bulus di atas Jalan TB Simatupang.

Kondisi Stasiun MRT Dukuh Atas di Jakarta Pusat, Kamis (29/11/2018).KOMPAS.com/ RINDI NURIS VELAROSDELA Kondisi Stasiun MRT Dukuh Atas di Jakarta Pusat, Kamis (29/11/2018).

Tak berapa lama, kereta sampai juga di Stasiun Lebak Bulus. Waktu menunjukkan 16.45. Artinya perjalanan memakan waktu tepat 15 menit.

"Kalau berhenti di tiap 13 stasiun, perjalanan 30 menit," kata Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar.

Dari stasiun, kereta melaju terus hingga ke ujung rel. Kereta kemudian bergerak mundur, pindah rel untuk parkir di area depo.

William mengatakan, saat ini kesiapan MRT sudah mencapai 97,5 persen. Di samping menyelesaikam pekerjaan interior di stasiun-stasiun, MRT tengah melakukan comissioning test untuk menguji persinyalan. Akhir Desember, uji coba operasi penuh dijalankan. Januari 2019, uji coba akan dilakukan dengan penumpang terbatas.

"Uji coba dilakukan sampai Maret 2019. Pertengahan Maret 2019 beroperasi," kata William.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com