Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Balai Besar: Butuh Rp 4 Triliun untuk Restorasi Kali Bekasi

Kompas.com - 13/12/2018, 16:54 WIB
Dean Pahrevi,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC) Bambang Hidayah mengatakan, butuh anggaran sekitar Rp 4 triliun untuk merestorasi dan normalisasi Kali Bekasi dari hulu ke hilir.

Bambang mengatakan, untuk restorasi Kali Bekasi, seperti penguatan tebing dan pengerukan, harus dilakukan secara menyeluruh dari hulu ke hilir.

"Hasil desain itu, dari mulai hulu Cileungsi, Cikeas, sampai Kali Bekasi besar di muara. Itu kisaran Rp 4 triliun lebih, termasuk penguatan tebing," kata Bambang kepada Kompas.com, Kamis (13/12/2018).

Bambang menambahkan, pihaknya belum bisa merestorasi Kali Bekasi karena terkendala anggaran.

Baca juga: Perbaikan Tanggul Kali Bekasi di Jalan Cipendawa Terhambat Masalah Aset

Pengajuan usulan restorasi kali pun sudah dilakukan kepada pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Namun, belum ada kepastian kapan restorasi Kali Bekasi akan dilakukan. 

"Ini harus program jangka panjang. Kami belum jadikan program jangka panjang, kami baru mengusulkan, tapi belum ada rencana untuk perbaikan tanggul secara menyeluruh. Jadi, model perbaikannya baru sebatas titik-titik yang rusak-rusak," ujar Bambang.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengendalian, Pencemaran, dan Kerusakan Lingkungan Hidup, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bekasi Mas Sriwati mengatakan, kondisi Kali Bekasi saat ini penuh endapan lumpur. Kedalaman air Kali Bekasi diketahui hanya dua meter, padahal sebelumnya kedalaman air mencapai lebih dari 10 meter.

"Itu airnya (dua meter), tapi lumpur di bawahnya juga sudah tebal, jadi kalau orang jatuh kelelep, ya bahaya juga. Dulu mah dalam, bisa lebih dari 10 meter (kedalaman air)," jelas Mas Sriwati.

Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi pun kini hanya bisa melakukan pemungutan sampah yang mengalir di Kali Bekasi. Hal itu dilakukan oleh pasukan katak.

Baca juga: Banjir di Bekasi Sebagian Besar Dampak Dangkalnya Kali Bekasi

"Kali Bekasi kewenangan pusat, BBWSCC program pemerintah pusat PUPR, bukan Bekasi kota. Kami enggak punya anggaran buat ngeruk juga. Sementara ini, kami cuma bisa mengevakuasi sampah-sampah sedikit ruas sebagian kecil ruas kali bekasi aja," pungkas Mas Sriwati.

Diketahui, terdapat 49 titik banjir di wilayah Kota Bekasi. Dari 49 titik tersebut, sebagian besar berada di daerah pemukiman warga yang berdampingan langsung dengan Kali Bekasi. Banjir terjadi karena dangkalnya kedalaman air Kali Bekasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Megapolitan
Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Megapolitan
Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Megapolitan
Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Megapolitan
Singgung 'Legal Standing' MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Singgung "Legal Standing" MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Megapolitan
Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Megapolitan
Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Megapolitan
Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Megapolitan
Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Megapolitan
Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Megapolitan
Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Megapolitan
Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Megapolitan
Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan 'Food Estate' di Kepulauan Seribu

Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan "Food Estate" di Kepulauan Seribu

Megapolitan
Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com