JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Lembaga Advokasi DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Yupen Hadi mengatakan, ada 2.610 penyandang masalah kejiwaan yang masuk ke dalam Daftar Pemilih Tetap hasil perbaikan ke-2 (DPTHP2) DKI Jakarta pada Pemilu 2019.
Gerindra DKI mempertanyakan banyaknya penyandang masalah kejiwaan yang terdaftar sebagai pemilih. Sebab, Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta belum menjabarkan rincian data dari 2.610 orang itu.
"Jumlahnya kalau enggak salah itu 2.610 orang di Jakarta," ujar Yupen saat dihubungi, Kamis (13/12/2018).
Yupen meminta KPU DKI Jakarta membuka rincian data 2.610 pemilih itu. Dengan demikian, Gerindra bisa melakukan pencocokan dan penelitian (coklit) untuk memastikan kebenaran data tersebut.
"Kami mau tahu siapa saja nama-namanya, alamatnya di mana, supaya nanti kami bisa coklit juga sendiri, ini orang beneran gila (atau) enggak," kata dia.
Baca juga: Kamis Malam Ini, KPU Gelar Pertemuan Bersama Parpol Bahas DPT
Selain itu, Gerindra juga mempertanyakan rincian 500.000 tambahan pemilih baru yang masuk DPTHP2. Gerindra menilai, tambahan pemilih itu sangat banyak.
Data 2.610 penyandang masalah kejiwaan itu termasuk dalam 500.000 pemilih baru.
"Ada penambahan 500.000 suara di DPTHP2. 500.000 itu kan banyak ya, kami mau tahu itu by name by address-nya siapa-siapa saja tambahannya," ucap Yupen.
Yupen menyampaikan, Gerindra DKI dan koalisi partai politik pengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019 akan menyurati KPU DKI Jakarta untuk meminta kejelasan data itu.
Baca juga: H-3 Penetapan DPT, Ada 3 Daerah yang Belum Rampung
"Dalam waktu dekat, kami akan kirimkan mereka (KPU DKI) surat permintaan resmi. Rencananya, partai koalisi 02 akan minta (data pemilih) itu, baik Gerindra, Demokrat, PAN, PKS," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.