JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Meruya Utara, Kembangan Jakarta Barat, Ahmad Tahir (35), merupakan korban selamat dari tsunami di Selat Sunda, menceritakan pengalamannya ketika diterpa gelombang tsunami pada Sabtu (22/12/2018).
Hari itu, Ahmad berlibur bersama keluarga besarnya di Villa Roca Sambolo, Carita, Kabupaten Pandegelang, Banten.
Ada 30 anggota keluarga yang ikut dalam acara tersebut. Menurut Ahmad, pada malam itu, ia mendengar kabar bahwa air laut pasang.
Mereka pun memutuskan untuk keluar hotel dan kembali ke Jakarta. Namun, belum sempat "check out", mereka berhadapan dengan ombak besar.
"Enggak keburu (check out), langsung di hadapan ada ombak besar. Setelah itu tanpa ingat apa-apa, langsung terpecah belah kita," ujar Ahmad saat ditemui di kediamannya di Kembangan, Senin (24/12/2018).
"Saya ingat banget waktu saya nengok ke belakang air itu setinggi atap rumah," kata Ahmad.
Baca juga: Satu Warga Duri Selatan Tewas dalam Tsunami Selat Sunda, 5 Lainnya Luka-luka
Ia selamat karena terjepit dua mobil sehingga tidak terbawa arus air. Ahmad pun segera menyelamatkan diri.
Setelah itu, Ahmad menemukan istrinya yang menangis karena sang anak masih berada di vila tempat mereka menginap.
"Dengan nekat saya kembali lagi ke air, cari lagi anak saya, saya cari kedalam vila, ternyata anak saya ada dalam keadaan mengapung. Pas saya selamatkan sudah pingsan," kata dia.
Kemudian Ahmad dan anaknya ditolong warga. Mereka dibawa ke sebuah puskesmas terdekat.
"Di puskesmas pertama sudah penuh, enggak diterima, akhirnya saya dipindah di klinik," ucap Ahmad.
Saat berada di klinik, Ahmad tidak begitu mengetahui bagaimana kondisi keluarganya yang lain.
Ahmad kehilangan ibunya yang bernama Tahiyah yang meninggal akibat diterpa ombak.
"Tadinya itu ibu saya pegangan sama ponakan saya. Waktu itu kegulung ombak, akhirnya terlepas, kemudian tertarik ke laut," ujar dia.
Baca juga: Umat Kristiani di Makassar Buka Posko Bantuan Tsunami Selat Sunda di Gereja
Menurut salah seorang keponakan Ahmad, Muhammad Alief Aulia, sang nenek ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di posko Puskesmas Cinangka pada Minggu (23/12/2018) siang.
Selain Ibu Tahiyah, anggota keluarga lain berhasil ditemukan selamat.
Jenazah Tahiyah dimakamkan pada pukul 10.00 di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kubur Batu, Kembangan, Jakarta Barat.
Sebagian anggota keluarga yang selamat sudah kembali ke kediaman masing-masing, sedangkan anggota keluarga lain yang masih mengalami luka-luka dirawat di Rumah Sakit Sari Asih, Serang, Banten.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.