JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 22 korban luka-luka akibat tsunami Selat Sunda dirawat di RSUD Tarakan, Jakarta Pusat.
Direktur Utama RSUD Tarakan drg. Dian Ekowati mengatakan, seluruh biaya pengobatan korban tsunami Selat Sunda telah ditanggung Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
"Saat ini, korban bencana tsunami yang datang ke RSUD Tarakan, biayanya ditanggung Pemprov DKI," ujar Dian di RSUD Tarakan, Jakarta Pusat, Rabu (26/12/2018).
Baca juga: 27 Karyawan RSUD Tarakan Meninggal Dunia akibat Tsunami Selat Sunda
Dian mengatakan, sebagian besar korban menderita luka benturan pada kepala dan patah tulang tangan, kaki, serta tulang panggul.
"Sampai hari ini warga yang dirujuk ke RSUD Tarakan sudah ada yang kami operasi, ada juga yang langsung rawat inap. Operasi dilakukan karena patah tulang," kata Dian.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, hingga Selasa (25/12/2018) pukul 13.00, jumlah korban meninggal dunia akibat tsunami Selat Sunda meningkat menjadi 429 orang, 1.485 orang luka-luka, dan 154 orang hilang.
Baca juga: 83 Karyawan dan Keluarga Koperasi RSUD Tarakan Jadi Korban Tsunami Selat Sunda
BNPB juga mencatat, sebanyak 16.802 orang yang mengungsi di sejumlah daerah.
Selain korban jiwa, tsunami yang terjadi Sabtu (22/12/2018) itu menyebabkan sejumlah kerusakan.
Tercatat, sebanyak 882 unit rumah rusak, 73 penginapan berupa hotel dan vila rusak, dan 60 warung rusak.
Baca juga: 15 Korban Tewas Tsunami Selat Sunda Dibawa ke RSUD Tarakan
Selain itu, tercatat 434 perahu kapal rusak, 24 kendaraan roda 2 rusak, 41 kendaraan roda 2 rusak, 1 dermaga rusak, dan 1 selter rusak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.