BEKASI, KOMPAS.com - Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Kota Bekasi Irwan Heriyanto mengatakan, pihaknya tetap melayani pasien meskipun Pemkot Bekasi menunggak tagihan Kartu Sehat.
Irwan mengatakan, pihaknya kini mulai kehabisan obat-obatan sebab distributor enggan mengirimkan obat.
"Berdampak ke operasional rumah sakit, misalnya obat kami sudah banyak yang di-lock (dikunci) sama distributor, kalau mau bayar COD (cash on delivery) atau istilahnya ada duit baru dikirim, kalau enggak ada (uang), kami enggak bisa bayar," kata Irwan Kepada Kompas.com, Rabu (26/12/2018).
Baca juga: ARSSI: Pemkot Bekasi Tunggak Tagihan Kartu Sehat 200 Miliar ke RS
Jumlah tagihan yang belum dibayarkan Pemkot Bekasi dari Juni hingga September 2018 mencapai Rp 200 miliar kepada rumah sakit swasta.
Irwan menambahkan, pihaknya bisa mengakali dengan tetap melayani masyarakat. Namun, jika rumah sakit kehabisan obat, pasien bisa dirujuk ke RSUD Kota Bekasi.
"Kalau obatnya enggak ada gimana? Paling nanti kita merujuk ke rumah sakit yang logistiknya masih ada, dalam hal ini, rumah sakit milik pemerintah," ujar Irwan.
Baca juga: Tanpa Sistem Rujukan, Anggaran Program Kartu Sehat Bekasi Membengkak
Adapun, tunggakan tagihan Kartu Sehat yang belum dibayarkan Pemkot Bekasi mencapai Rp 200 miliar dari Juni hingga September 2018.
Tagihan bisa terus bertambah, sebab masih ada tagihan pada Oktober hingga Desember.
Irwan berharap tunggakan bisa segera dibayarkan Pemkot Bekasi.
Sebab, pihak rumah sakit sudah melaksanakan kewajibannya dengan memberi pelayanan Kartu Sehat kepada masyarakat.
"Kami sudah melaksanakan tugas kami sebagai pemberi palayanan dan tentunya kami punya hak untuk meminta apa yang sudah kami berikan kepada masyarakat," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.