JAKARTA, KOMPAS.com - Suparno (95) atau kerap disapa Mbah Parno adalah penerima rumah pada Hari Amal Bhakti (HAB) Kementerian Agama Ke-73 tahun 2019, Jumat (4/1/2019) lalu.
Kompas.com berkesempatan berbincang dengan Mbah Parno di rumahnya di Gang Mawar, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (7/1/2019).
Saat ditemui, Mbah Parno tampak santai mengenakan kaos putih dan celana pendek sembari duduk di depan rumahnya.
Baca juga: Ingin Selalu Dekat Istiqlal, Mbah Parno Tak Mau Tempati Rumah dari Kemenag
Walaupun rumahnya hanya berukuran 2x5 meter tanpa kamar, Mbah Parno mengaku bersyukur masih diberi kesempatan melihat kemegahan Masjid Istiqlal.
Diketahui, ia adalah pelayan setia Frederich Silaban atau akrab dipanggil Pak Silaban, arsitek Masjid Istiqlal.
Selain bekerja sebagai pelayan Pak Silaban, ia juga merangkap sebagai kuli bangunan sejak pemancangan tiang pertama Masjid Istiqlal oleh Presiden Soekarno pada 24 Agustus 1961.
Menurut Mbah Parno, prinsip hidupnya adalah kerja bersih dan jujur.
Dua prinsip itulah yang membuat dirinya bisa dipercaya orang lain dan bertahan hidup hingga puluhan tahun.
"Pokoknya jangan nyolong (mencuri) dan bohong ke orang lain," kata Mbah Parno kepada Kompas.com.
Selain menjadi pelayan dan kuli bangunan, tak jarang ia juga ditugaskan mengirimkan surat ke beberapa kantor kedutaan besar, seperti Kedutaan Besar Singapura dan Kedutaan Besar Australia oleh Pak Silaban.
Baca juga: Cerita Mbah Parno, Dapat Rumah Setelah 66 Tahun Mengabdi di Masjid Istiqlal
Tak tampat raut lelah di wajah Mbah Parno saat menceritakan sejarah pembangunan Masjid Istiqlal secara detail kepada Kompas.com.
Ia menjelaskan, keramik masjid berasal dari Tulungagung, sementara marmer masjid berasal dari Singapura dan Australia.
Sementara itu, semennya menggunakan semen Gresik sehingga bangunan masjid bisa kokoh selama puluhan tahun.
"Saya sering nganter surat ke kantor kedutaan, disuruh Pak Silaban. Pak Silaban itu orangnya keras, enggak mau dilayani siapa pun kecuali saya," ujar Mbah Parno.
"Saya disuruh apa saja ya saya mau. Bapak orangnya memang galak, tetapi saya selalu patuh karena namanya bos selalu ada kelebihan dan kekurangan. Karena dipercaya itulah, saya tahu semua sejarah Masjid Istiqlal," sambungnya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.