Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dishub Depok Minta Pengendara Tak Menyelonong Saat Pejalan Kaki Lewat Pelican Crossing

Kompas.com - 08/01/2019, 10:19 WIB
Cynthia Lova,
Dian Maharani

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com- Kepala Dinas Perhubungan Depok Dadang Wihana menanggapi banyaknya para pengendara yang menyelonong melewati pelican crossing meski traffic light sudah menandakan waktunya berhenti.

Menurut Dadang, pengendara belum terbiasa dengan adanya pelican crossing.

“Saat ini pelican crossing masih dalam proses edukasi para penggunanya baik pengendara atau pun pejalan kaki,” ucap Dadang melalui pesan singkat, Selasa (8/1/2019).

Pelican crossing ini dibangun karena intensitas penyeberangan di lokasi tersebut dinilai sangat tinggi, terutama pada saat jam-jam sibuk atau office hours. Saat ini, pelican crossing masih dalam tahap uji coba.

“Uji coba dimaksudkan untuk melihat berapa banyak dampak antrean atau kemacetan ketika adanya pelican crossing ini,” ucap Dadang.

Baca juga: Warga Melintas di Pelican Crossing Depok, Mobil dan Motor Tetap Ngebut

Selama masa uji coba, pengendara juga diharapkan mematuhi aturan lalu lintas pelican crossing. Saat pejalan kaki akan menyeberang, pengendara mobil maupun motor harus berhenti sebelum garis putih.

Dadang mengatakan, pihaknya tengah mengatur waktu siklus pergantian traffic light antara pengendara dan pejalan kaki.

Saat ini waktu lampu hijau untuk pejalan kaki berdurasi 28 detik, ke depannya akan diubah menjadi 30 detik.

“Sekarang kita lagi atur waktu siklus, hal ini agar tidak terjadi antrean. Rencananya setiap 3 menit, jadi ketika orang pertama tekan tombol dan menyeberang, nanti baru bisa ditekan nyala lagi 3 menit kemudian,” ucap Dadang.

Ia berharap dengan adanya pelican crossing ini, para pejalan kaki akan merasa nyaman ketika menyebrang.

Baca juga: Pelican Crossing di Jalan Margonda Dijaga Petugas pada Jam Sibuk

“Ya berharapnya para pejalan kaki tidak lagi khawatir apabila hendak menyebrang. Kita bisa melihat contoh pelican crossing di Universitas Pancasila yang tertib dan teratur,” tutur Dadang.

Sebelumnya, Sejumlah warga mengeluhkan sulitnya menyeberang di Pondok Cina, Jalan Margonda, Depok meski telah menggunakan pelican crossing.

Pasalnya, kendaraan mobil maupun motor tetap melintas meski giliran pejalan kaki yang menyeberang jalan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com