Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masalah Gunung Sampah TPA Cipayung, Pemkot Depok Tunggu Keputusan Ridwan Kamil

Kompas.com - 10/01/2019, 17:05 WIB
Cynthia Lova,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Depok masih menunggu persetujuan dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil terkait permintaan pemindahan pembuangan sampah dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung ke Tempat Pengelolaan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPAAS) Regional Lulut Nambo, Bogor tahun ini.

Pemkot Depok sudah melayangkan dua surat permohonan izin.

Surat pertama dikirim April 2018, sedangkan yang terakhir disampaikan pada pertengahan Desember 2018. Namun, Ridwan Kamil atau Emil tak kunjung memberikan jawaban.

“Pak Gubernur telah menandatangani kontrak kerja sama terkait pembuangan sampah 200-300 ton Depok ke Lulut Nambo, namun hingga kini memang belum ada persetujuan oleh Pak Gubernur sendiri,” ujar Wali Kota Depok Mohammad Idris di Depok, Kamis (10/1/2019).

Baca juga: Warga Sekitar TPA Cipayung Tak Dapat Kompensasi Bau, Ini Kata Pemkot Depok

Idris mengakui, ada keraguan dari Emil untuk menyetujui hal tersebut, karena kontrak kerja sama yang diatur di Peraturan Daerah (Perda) menyebutkan, pengelolaan sampah yang dipindahkan ke Lulut Nambo harus menggunakan teknologi Refuse Derived Fuel (RDF).

Namun, hingga kini pengadaan teknologi tersebut tak kunjung selesai.

RDF merupakan teknologi tradisional yang digunakan untuk pembakaran limbah sampah.

Fungsi teknologi tersebut untuk memulihkan kondisi limbah yang normal atau tidak padat pada daerah perkotaan agar dapat diolah kembali secara berulang.

Idris mengatakan, Emil khawatir apabila sampah di TPA Cipayung dipindahkan ke Lulut Nambo tahun ini, sementara teknologi RDF belum selesai dibuat.

“Jadi bisa saja sampah tersebut dikirim ke Lulut Nambo, namun kan di Perdanya ada kata RDF-nya. Nah ketika buang di Lulut Nambo, RDF-nya belum selesai nanti jadi masalah enggak, ini yang menjadi keraguan Pak Gubernur sekarang,” ucap Idris.

Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok Iyay Gumilar mengatakan, mereka terus mengusahakan semaksimal mungkin mengurangi pengiriman 1.300 ton per hari sampah di Depok ke TPA Cipayung.

Ia menyebutkan, dari 1.300 ton sampah di Depok, 800 ton sampah akan dibuang ke TPA Cipayung kemudian 500 ton sisanya ke Unit Pengelolaan Sampah (UPS) yang berada di sejumlah kelurahan di Depok.

“Ya kami terus mengupayakan agar 1.300 ton sampah di Depok ini tidak semua ditampung ke TPA Cipayung, melainkan ke UPS ,” ucap Iyay.

Namun, Iyay berharap pemindahan sampah di TPA Cipayung ke Lulut Nambo direalisasikan tahun ini.

Baca juga: Keluhan Warga Sekitar TPA Cipayung: Bau Tak Sedap, Tak Ada Kompensasi, hingga Kesulitan Air Bersih

“Ya berharapnya memang tahun ini terealisasikan ya, namun yang pasti kami masih menunggu persetujuan Pak Gubernur bagaimana. Alternatif lain paling kami menggunakan sumur sampah yang dulu diuruk di TPA Cipayung untuk menampung sebagian sampah yang menggunung tersebut,” tutur Iyay.

Kondisi TPA Cipayung Depok yang melebihi kapasitas atau kelebihan sampah dinilai semakin membahayakan warga.

Saat ini tinggi tumpukan sampah di TPA Cipayung mencapai 20-30 meter dan dikhawatirkan longsor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com