Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menolak Ditertibkan, PKL Bentrok dengan Satpol PP di Tanah Abang

Kompas.com - 17/01/2019, 13:02 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Dian Maharani

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com — Bentrokan antara pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di bawah jembatan penyeberangan multiguna (JPM) Tanah Abang dan petugas satpol PP terjadi pada Kamis (17/1/2019).

Pantauan Kompas.com di lokasi pada pukul 12.00 WIB, suasana kawasan Tanah Abang masih dalam penjagaan ketat aparat Kepolisian Sektor Tanah Abang dan satpol PP.

Para petugas keamanan menjaga kawasan Tanah Abang mulai dari Stasiun Tanah Abang hingga Blok G Tanah Abang.

Sementara itu, PKL yang berjualan di bawah JPM masih beraktivitas seperti sebelumnya. Para pembeli dan pejalan kaki yang melintas juga masih beraktivitas seperti biasa tanpa khawatir dengan kondisi setelah bentrokan.

Suasana lalu lintas di Jalan Jatibaru Raya juga terpantau ramai lancar.

Kasatpol Tanah Abang Aries Cahyadi mengatakan, kejadian bentrokan itu terjadi pukul 10.00 WIB. Bentrokan itu berlansung sekitar 30 menit.

Menurutnya, bentrokan itu terjadi karena adanya penolakan dari pedagang untuk dilakukan penertiban. Selain itu, bentrokan juga dipicu provokasi dari oknum-oknum yang tidak ingin adanya penertiban di kawasan Tanah Abang.

"Awal mula kejadian, kita petugas satpol PP dari Jakarta Pusat melakukan penertiban. Kami sudah melakukan penertiban selama dua minggu berturut-turut," kata Aries di Tanah Abang, Kamis.

"Lalu dipicu provokasi terhadap pedagang oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab sehingga menyulut amarah pedagang lainnya. Mereka memprovokasi untuk menolak penertiban. Dalam konteksnya, mereka sudah dendam," lanjut dia.

Aries mengatakan, para pedagang sempat melempari petugas dengan batu. Akibatnya, kaca mobil satpol PP pecah. Selanjutnya, pihaknya berkoordinasi dengan aparat Polsek Tanah Abang untuk mengamankan oknum yang memprovokasi.

Saat ini, barang bukti berupa batu dan mobil yang ditimpuk batu telah diamankan di kantor Polsek Tanah Abang. Selain itu, polisi juga berhasil mengamankan tiga orang yang diduga memprovokasi pedagang.

"Sudah diamankan (barang bukti) dan tiga orang diduga provokator di kantor Polsek Tanah Abang," kata Aries.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TikToker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

TikToker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Megapolitan
Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Megapolitan
Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Megapolitan
Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Megapolitan
Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com