Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kader PBB Ini Akui Sering Terima Ancaman Sebelum Dikeroyok

Kompas.com - 21/01/2019, 17:45 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kader Partai Bulan Bintang (PBB) Ali Wardi mengaku sering menerima ancaman sebelum dikeroyok di halaman Kantor DPP PBB, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (19/1/2019) malam. 

"Sudah sering ancaman-ancaman karena saya kritis di media sosial, facebook, Whatsapp, ada yang mengancam menantang duel itu sudah sering," kata Ali kepada wartawan, di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Senin (21/1/2019).

Ia juga mengaku pernah menerima ancaman dari Sekjen PBB Afriansyah Ferry Noer akibat kritiknya di media sosial.

Baca juga: Kader PBB Dikeroyok Saat Hadiri Rapat Pleno

"Sekjen (PBB) itu, Ferry pernah menyebar ancaman di kota saya, di Pariaman. Ketika dia merasa terusik dengan kritikan saya dan dia bertemu dengan kawan-kawan saudara saya di DPC Pariaman, dia bilang, 'Sampaikan pada Ali Wardi jangan macam-macam sama saya'," ujarnya. 

Ali mengaku sempat diingatkan Wakil Ketua Umum PBB Jurhum Lantong untuk berhati-hati karena banyak pihak yang tidak suka padanya.

Ia menduga pengeroyokan disebabkan sikap kritisnya terhadap Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra yang memutuskan menjadi pengacara calon presiden dan calon wakil presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin.  

"Karena saya mungkin dianggap paling kritis, saya sempat berdebat di medsos dengan Yusril," kata Ali. 

Sebelumnya, Ali beserta satu orang kader PBB lainya mengalami pengeroyokan di halaman Kantor DPP PBB, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu lalu.

Pengeroyokan tersebut terjadi ketika PBB serang melakukan rapat pleno mengenai sikap politik mereka terhadap Pilpres 2019.

Akibat pengeroyokan tersebut, Ali mengalami lebam di sekujur tubuh dan trauma pada leher belakang.

Ia kemudian melaporkan kasus pengeroyokan tersebut ke Mapolres Metro Jakarta Selatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com