JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan tidak mempedulikan protes Perdana Menteri Australia Scott Morrison soal wacana pemerintah Indonesia membebaskan terpidana terorisme Abu Bakar Ba'asyir.
"Emang dia (PM Australia) yang ngatur kita," ujar Luhut di Kantor Kemenko Maritim, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (21/1/2019).
Luhut menyampaikan, wacana pembebasan Ba'asyir didasarkan atas pertimbangan kemanusiaan.
Baca juga: Langkah Polri Terkait Rencana Pembebasan Abu Bakar Baasyir
Sebelum rencana pembebasan, pemerintah telah memindahkan Ba'asyir dari Lapas Nusakambangan, Jawa Tengah, ke Lapas Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat, dengan pertimbangan yang sama.
"Itu, kan, masalah kemanusiaan. Kalau dulu Pak Abu Bakar Ba'asyir kita pindahkan dari Nusakambangan ke Jakarta, kan, soal kemanusiaan juga, karena kesehatan beliau, sudah tua," kata Luhut.
Sebelumnya, Scott Morrison mengatakan, ia telah melakukan kontak dengan pemerintah Indonesia untuk memproses pembebasan Ba'asyir, Sabtu (19/1/2019).
Baca juga: Maruf Amin Minta Australia Tak Intervensi soal Pembebasan Baasyir
"Posisi Australia tentang masalah ini tidak berubah, kami selalu menyatakan keberatan yang paling dalam," kata Morrison kepada wartawan di Melbourne, dikutip dari Reuters.
Abu Bakar Ba'asyir divonis bersalah pada 2011 dan dikenakan hukuman penjara selama 15 tahun terkait kasus tindak pidana terorisme.
Ba'asyir seharusnya baru bebas murni pada 2022.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.