BEKASI, KOMPAS.com — Permasalahan sampah yang memenuhi sejumlah kali atau sungai dalam satu bulan terakhir menjadi masalah baru bagi Pemerintah Kota maupun Kabupaten Bekasi yang memerlukan solusi cepat.
Sebab, sejumlah efek buruk imbas dari kali yang dipenuhi sampah sangat dirasakan warga sekitar kali.
Seperti warna air tanah yang menjadi keruh dan mengeluarkan bau sehingga sulit digunakan untuk mandi atau cuci pakaian.
Lalu dampak banjir ketika hujan turun dengan air genangan yang berwarna hitam dan juga mengeluarkan bau sehingga mengancam kesehatan warga sekitar kali.
Baca juga: Ini Penyebab Sampah Muncul Lagi di Kali Pisang Batu Bekasi
Dalam satu bulan saja, sudah ditemukan tiga kali yang dipenuhi sampah di wilayah Kabupaten dan Kota Bekasi.
Tiga kali itu yakni Kali Pisang Batu, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, lalu Kali Blancong, Medan Satria, Kota Bekasi, dan Kali Jatimulya di Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.
Kali yang mengalir melintasi tiga desa dan berbatasan dengan wilayah Kota Bekasi, yakni Desa Setia Asih, Desa Setia Mulya, dan Desa Pahlawan Setia secara mengejutkan dipenuhi lautan sampah sepanjang 1,5 kilometer.
Sampah rumah tangga seperti plastik, kemasan makanan, botol, dan lainnya sangat mendominasi tumpukan sampah di kali tersebut.
Tampak juga kasur dan batang kayu besar sehingga menghambat aliran air kali.
Warna air kali juga terlihat hitam pekat serta mengeluarkan bau tak sedap.
Lautan sampah di kali tersebut berdampak buruk bagi warga sekitar kali. Seperti air tanah untuk mandi atau mencuci pakaian yang menjadi keruh dan bau.
Kabid Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi Dodi Agus Supriyanto mengatakan, sebagian besar sampah di Kali Pisang Batu berasal dari aliran kali wilayah Kota Bekasi.
Baca juga: Sempat Bersih, Kali Pisang Batu Bekasi Kembali Dipenuhi Sampah
Sebab, sampah yang sangat banyak tak sebanding dengan warga sekitar kali.
Ketika hujan deras mengguyur, sampah teraliri terbawa arus hingga tiba di Kali Pisang Batu.
"Sebagian besar dari kota dan itu harus ditangani dari hulunya," kata Dodi, Selasa (8/1/2019).