JAKARTA, KOMPAS.com — Kong Muin (68) baru saja memarkirkan sepedanya ketika Kompas.com menemuinya di rumah kontrakannya di Sukapura, Jakarta Utara, Jumat (1/2/2019) sore.
Di tengah hiruk-pikuk kota Jakarta, Kong Muin masih bertahan dengan menjadi tukang servis payung keliling.
Ia berkeliling dengan sepedanya seraya menawarkan jasa memperbaiki payung.
Baca juga: Kisah Nuriman: dari Tukang Servis Keliling, Kini Sukses Usaha Reparasi Limbah Payung
Saat Kompas.com bertemu dengannya, ia sudah memperoleh lima pelanggan setelah berkeliling sejak pukul 07.00.
"Alhamdulillah hari ini dapat lima payung, lima biji. Tadi dapat Asrama Yon Air Cilincing, tetapi biasanya mah bisa dapat di mana-mana," ucap Kong Muin.
Kong Muin sudah berkeliling menjadi tukang servis payung selama lebih kurang empat tahun.
Ia berkeliling kawasan Sukapura, Semper, Koja, Tanjung Priok, hingga Cilincing yang jaraknya sekitar 7,5 kilometer dari tempat tinggalnya.
Baca juga: Nenek 102 Tahun Ini Menjadi Penerjun Payung Tertua di Dunia
"Kalau sekarang musim hujan enak, banyak orang mau servis payung. Kalau musim kemarau boro-boro, payung rusak juga digeletakin saja sama yang punya," ujar Kong Muin.
Akibatnya, ia terpaksa mengayuh sepeda lebih jauh dan pulang lebih sore.
Namun, musim hujan adalah berkah bagi bapak dua anak tersebut.
Ia mengaku bisa memperbaiki hingga 15 payung per hari ketika musim hujan tiba.
Baca juga: Menyusuri Geoforest Watu Payung Turunan, Permata dari Gunungkidul
"Satu payung biasanya saya hargain Rp 20.000, tetapi masih saja ada yang nawar jadi Rp 15.000, tetapi saya biarin sajalah, yang penting mah ada duitnya," kata Kong Muin.
Ia mengatakan, ada juga pelanggan yang menawar jasa Kong Muin hingga Rp 5.000.
Namun, tak sedikit pula yang biasa memberikan bonus kepada Kong Muin.
Baca juga: Penemuan yang Mengubah Dunia: Payung, Pelindung Hujan dari China