DEPOK, KOMPAS.com - Berdasarkan Catatan Dinas Kesehatan Depok, jumlah pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) sepanjang Januari 2019 meningkat hampir tujuh kali lipat dari tahun sebelumnya, 2018.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Depok Umi Zakiati mengungkapkan, Januari 2018 ada 75 orang pasien DBD, sedangkan Januari 2019 tercatat ada 436 positif DBD dan 70 orang masih diduga DBD.
Umi belum menjelaskan secara detail apa penyebab meningkatnya penderita DBD tersebut.
“Sekarang agak susah, karena mobilitas agak tinggi, bisa jadi di lokasi tinggalnya bersih, namun di kantornya atau sekolahnya kurang bersih. Jadi ini masih kita telusuri di masing-masing kelurahan apa penyebabnya,” ucap Umi, di Balai Kota Depok, Senin (5/2/2019).
Baca juga: 2 Bulan Terakhir Pasien di IGD RSHS Bandung Overload, Didominasi Pasien DBD
Adapun lima kelurahan di Depok dengan jumlah pasien DBD tertinggi yaitu Beji, Cipayung, Harjamukti, Pancoran Mas, dan Ratujaya.
“Beji ada 36 orang, Cipayung 38 orang, Harjamukti 22 orang, Pancoran Mas 34 orang, dan Ratujaya 30 orang penderita DBD,” ucap Umi.
Terkait data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat yang menyebutkan ada dua pasien DBD di Depok yang meninggal, Umi mengatakan pihaknya masih dalam proses investigasi untuk menelusuri hal tersebut.
“Kami masih telusuri yang kabar ada dua yang meninggal pasien DBD di Depok, tapi belum bisa dipastikan itu penderita DBD. Kita perlu melakukan Investigasi untuk memastikan. Sekarang kita masih berkoordinasi dengan dua Rumah Sakit yang merawat,” ucap Umi.
Umi mengatakan, pihaknya terus mengupayakan penekanan angka penderita DBD yang ada di Kota Depok dengan mengajak masyarakat melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
Baca juga: Tekan Angka Penderita DBD, Kelurahan Tugu Terapkan Kampung Ganjen
“Kalau PSN itu memberantas sarang nyamuk dengan menutup, menguras, dan mendaur ulang. Utamanya menghindari gigitan nyamuk, dengan lotion, kalau ada rumah yang ventilasinya terbuka ditutupi, atau tempat tidur pakai kelambu. Itu harus dilakukan,” ucap Umi.
Dinkes juga rutin melakukan penyuluhan tentang daur hidup nyamuk dan memberi informasi ke masyarakat betapa pentingnya PSN.
“Kami juga beri edukasi masyarakat tentang pola hidup nyamuk, dan menggigit jam berapa. Penyuluhan kita minta sampai ke sekolah, yang jelas kita sudah mintakan penyuluhan untuk kerja sama dengan puskesmas,” tutur Umi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.