Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Pasien DBD di Depok Meningkat Hampir 7 Kali Lipat dari Tahun Sebelumnya

Kompas.com - 04/02/2019, 23:40 WIB
Cynthia Lova,
Dian Maharani

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Berdasarkan Catatan Dinas Kesehatan Depok, jumlah pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) sepanjang Januari 2019 meningkat hampir tujuh kali lipat dari tahun sebelumnya, 2018.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Depok Umi Zakiati mengungkapkan, Januari 2018 ada 75 orang pasien DBD, sedangkan Januari 2019 tercatat ada 436 positif DBD dan 70 orang masih diduga DBD.

Umi belum menjelaskan secara detail apa penyebab meningkatnya penderita DBD tersebut.

“Sekarang agak susah, karena mobilitas agak tinggi, bisa jadi di lokasi tinggalnya bersih, namun di kantornya atau sekolahnya kurang bersih. Jadi ini masih kita telusuri di masing-masing kelurahan apa penyebabnya,” ucap Umi, di Balai Kota Depok, Senin (5/2/2019).

Baca juga: 2 Bulan Terakhir Pasien di IGD RSHS Bandung Overload, Didominasi Pasien DBD

Adapun lima kelurahan di Depok dengan jumlah pasien DBD tertinggi yaitu Beji, Cipayung, Harjamukti, Pancoran Mas, dan Ratujaya.

“Beji ada 36 orang, Cipayung 38 orang, Harjamukti 22 orang, Pancoran Mas 34 orang, dan Ratujaya 30 orang penderita DBD,” ucap Umi.

Terkait data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat yang menyebutkan ada dua pasien DBD di Depok yang meninggal, Umi mengatakan pihaknya masih dalam proses investigasi untuk menelusuri hal tersebut.

“Kami masih telusuri yang kabar ada dua yang meninggal pasien DBD di Depok, tapi belum bisa dipastikan itu penderita DBD. Kita perlu melakukan Investigasi untuk memastikan. Sekarang kita masih berkoordinasi dengan dua Rumah Sakit yang merawat,” ucap Umi.

Umi mengatakan, pihaknya terus mengupayakan penekanan angka penderita DBD yang ada di Kota Depok dengan mengajak masyarakat melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

Baca juga: Tekan Angka Penderita DBD, Kelurahan Tugu Terapkan Kampung Ganjen

“Kalau PSN itu memberantas sarang nyamuk dengan menutup, menguras, dan mendaur ulang. Utamanya menghindari gigitan nyamuk, dengan lotion, kalau ada rumah yang ventilasinya terbuka ditutupi, atau tempat tidur pakai kelambu. Itu harus dilakukan,” ucap Umi.

Dinkes juga rutin melakukan penyuluhan tentang daur hidup nyamuk dan memberi informasi ke masyarakat betapa pentingnya PSN.

“Kami juga beri edukasi masyarakat tentang pola hidup nyamuk, dan menggigit jam berapa. Penyuluhan kita minta sampai ke sekolah, yang jelas kita sudah mintakan penyuluhan untuk kerja sama dengan puskesmas,” tutur Umi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com