Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih Memudahkan, PT. KCI Imbau Warga Beralih Gunakan KMT Commuter Line

Kompas.com - 05/02/2019, 13:57 WIB
Dean Pahrevi,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT. Kereta Commuter Indonesia (KCI), Wiwik Widayanti mengatakan, pihaknya mengimbau agar masyarakat pengguna Kereta Listrik (KRL) beralih menggunakan Kartu Multi Trip (KMT) dari Tiket Harian Berjamin (THB) dalam transaksi pembayaran tiket KRL.

Wiwik mengatakan, dengan KMT pengguna KRL tidak usah repot-repot mengantre di loket tiket di Stasiun kereta untuk menaiki KRL. Pengguna bisa langsung masuk ke dalam stasiun menggunakan KMT.

"KMT itu bisa top up (isi ulang saldo) tidak harus di stasiun, kemudian transaksi dipotong langsung dari saldo. Beda dengan tiket harian di mana orang itu musti antre kan," kata Wiwik di Stasiu Jakarta Kota, Jakarta Barat, Selasa (5/2/2019).

Wiwik menjelaskan, dengan KMT juga tidak akan ada masa berlaku. KMT bisa digunakan kapan pun walaupun tidak diisi ulang dalan waktu yang lama.

Baca juga: Cari Untung, Warga Jual KMT Berlogo Asian Games Rp 500.000-Rp 1 Juta

"Pakai tiket harian hanya berlaku tujuh hari, tiket harian itu kan mereka musti refund. Dengan KMT bisa meniadakan hal itu," ujar Wiwik.

Dia menambahkan, saat ini pengguna KRL yang menggunakan KMT baru sekitar 35 persen dari total jumlah penumpang KRL yakni, 875.000 per harinya. Sedangkan pengguna THB mencapai 40 persen dari total jumlah penumpang tersebut.

"Sisanya itu pengguna pakai kartu-kartu bank itu, kita imbau supaya masyarakat beralih gunakan KMT yah, kita juga terus lakukan sosialisasi agar makin banyak gunakan KMT," tutur Wiwik.

Baca juga: Begini Cara Naik Transcommuter Pakai KMT Commuter Line

Adapun sosialisasi yang dilakukan PT. KCI untuk menarik masyarakat beralih gunakan KMT salah satunya ialah, dengan meluncurkan sejumlah KMT tematik edisi Asian Games, Imlek, dan lainnya.

"Waktu itu edisi Lebaran atau Asian Games juga kita luncurkan supaya menarik dan ternyata memang banyak yang menyukai itu, diantaranya orang-orang yang memang hobi mengumpulkan kartu-kartu itu," ujar Wiwik.

Diketahui, untuk mendapatkan KMT, masyarakat bisa membelinya di seluruh Stasiun di Jabodetabek dengan harga yang bervariasi yakni, Rp 25.000 dan Rp 50.000. KMT juga bisa diisi ulang di loket Stasiun di Jabodetabek.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com