Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Waras, 30 Tahun Jadi Tukang Kebun Keliling di Depok

Kompas.com - 08/02/2019, 12:38 WIB
Cynthia Lova,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Waras (54) tengah berjalan sendirian sambil memikul cangkul, tempat sampah, dan perlengkapan berkebun lainnya, Jumat (8/2/2019).

Ia tampak berkeliling menyusuri perumahan-perumahan warga sambil berteriak “potong rumput” dan “perbaikan selokan”.

Selama dua jam mengelilingi perumahan warga, ia belum mendapat orderan atau panggilan.

Setelah berkeliling, ia pun menyempatkan diri untuk istirahat di warung kopi depan kompleks Perumahan Permai Sukmajaya, Depok.

Waras sudah menjadi tukang kebun keliling selama 30 tahun sejak umurnya masih 24.

Baca juga: Kisah Soleh, 15 Tahun Keliling Jakarta Tawarkan Jasa Solder Panci

Ia terus menekuni profesinya dengan sabar dan ikhlas, walau usahanya berkeliling perumahan tidak selalu membuahkan hasil.

“Saya mah tiap hari keliling terus, tapi kan untung-untungan, Mbak. Dapat orderan mah syukur, enggak dapat mah ya sudah ikhlas saja, enggak mungkin dipaksain juga,” ucap Waras.

Dalam sehari, Waras paling banyak mendapatkan pelanggan satu orang untuk membersihkan kebun rumahnya.

“Sekarang sudah susah, banyak saingan, harga juga bersaing. Sekarang bagaimana pelanggan puas dengan hasil kerja kita," ujarnya sambil tersenyum tipis.

Ia mengakui pendapatannya selalu naik turun tiap hari, tergantung ukuran pekarangan rumah warga yang dia rapikan.

Waras mematok harga paling rendah Rp 100.000 untuk pekarangan standar dan yang paling tinggi Rp 150.000 untuk pekarangan luas.

“Ya penghasilan yang saya dapat juga bisa saya pakai sampai tiga hari, Mbak. Orang sehari dapat orderan, eh dua hari keliling enggak ada yang order lagi,” ujar Waras.

Ia mengatakan, banyak warga yang merasa iba kepadanya dan akhirnya melebihkan uang harga membersihkan kebun tersebut.

"Mungkin karena saya suka senyum-senyum kali ya, terus memang suka cerita-cerita kalau lagi berkebun di rumah warga,” ujar Waras.

Keluarga

Pria asal Cirebon tersebut mengatakan, dari puluhan tahun menekuni pekerjaan ini, banyak pengalaman yang ia dapatkan. Salah satunya ketika disuruh membersihkan rumah kosong warga. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com