Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbusa Lagi, Pemkot Sebut Kali Bekasi Tercemar Limbah Deterjen

Kompas.com - 12/02/2019, 19:20 WIB
Dean Pahrevi,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kota Bekasi Jumhana Luthfi mengatakan, busa yang sempat muncul kembali di Kali Bekasi pada Sabtu (9/2/2019) berasal dari limbah deterjen usaha jasa laundry di wilayah Kota Bekasi.

Hal itu dikatakan Jumhana berdasarkan penelusuran Tim Katak di Kali Bekasi pasca-munculnya busa tersebut.

"Ditelusuri oleh Pasukan Katak, sumber busa itu berasal dari saluran rumah-rumah warga. Kemungkinan dari jasa laundry, terutama di daerah Rawalumbu," kata Jumhana saat dikonfirmasi, Selasa (12/2/2019).

Baca juga: Perbaikan Kerusakan Tanggul Kali Bekasi Menunggu Dana Sisa APBN 2019

Kendati demikian, Jumhana menambahkan, pihaknya sudah mengambil sampel air Kali Bekasi untuk diuji di laboratorium. Hal itu agar memastikan bahwa busa di air Kali Bekasi tercemar limbah deterjen.

Menurut Jumhana, munculnya busa di Kali Bekasi pada Sabtu lalu tidak disertai dengan perubahan warna air yang hitam seperti kasus sebelum-sebelumnya. Hal itu yang menguatkan bahwa busa itu berasal dari limbah deterjen.

"Meski begitu ini tetap tercemar ya, meski cuma limbah deterjen apalagi kalau ternyata jumlah (pelaku usaha laundry) lebih dari satu. Ini sudah tercemar ringan ya," ujar Jumhana.

Dia menjelaskan, jika hal ini terus berlanjut dan tidak ada pengendalian, maka bukan tidak mungkin air Kali Bekasi bisa cepat rusak dan tercemar berat.

"Situasi sekarang, jumlah penduduk terus meningkat dan usaha laundry ikut bertambah. Ada pula kemungkinan ada warga yang baru membuka usaha jasa laundry skala besar," tutur Jumhana.

Baca juga: Balai Besar Masih Pelajari Penyebab Longsor di Bantaran Kali Bekasi

Oleh sebab itu, pihak Dinas LH Kota Bekasi menggencarkan pembinaan kepada pelaku usaha agar tidak membuang limbahnya sembarangan dan perlu difilter.

Namun, itu harus berkoordinasi terlebih dahulu dengan pihak Dinas Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah Kota Bekasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com