JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono mengatakan, ada beberapa gejala dan tanda klinis penyakit leptospirosis atau kencing tikus.
Salah satunya yakni demam mendadak.
Suhu tubuh saat demam bisa mencapai bahkan melebihi 38,5 derajat celcius.
Baca juga: Sepanjang 2018, 31 Kasus Leptospirosis Terjadi di Jakarta, 2 Orang Meninggal
"Gejala dan tanda klinis demam mendadak, sakit kepala, lemah, mata merah, nyeri otot betis, dan kekuningan pada kulit," ujar Anung melalui pesan singkat, Kamis (21/2/2019).
Anung mengingatkan warga untuk segera mendatangi puskesmas atau rumah sakit jika mengalami gejala dan tanda-tanda klinis tersebut.
Anung menjelaskan, penyakit leptospirosis disebabkan bakteri Leptospira yang ada pada kencing binatang, seperti tikus, kucing, anjing, dan lain-lain.
Baca juga: Musim Hujan Datang, Waspadai Leptospirosis
Penyakit ini umumnya ditularkan lewat air.
"Risiko penularan, bakteri masuk kulit yang lecet melalui banjir, genangan air, sungai, danau, selokan, saluran air, sawah, dan lumpur," kata dia.
Berdasarkan data Kemenkes, sebanyak 31 kasus penyakit leptospirosis terjadi di Jakarta sepanjang 2018. Dari jumlah tersebut, 2 korban meninggal dunia.
Sementara pada 2019, belum ada kasus leptospirosis yang terjadi di Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.