Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Camat dan Lurah Didemosi, tetapi Tak Tahu Apa Salahnya

Kompas.com - 26/02/2019, 10:23 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Di tengah riuh ucapan selamat dan ungkapan bahagia pelantikan para pejabat di DKI pada Senin (25/2/2019) sore di Balai Kota, ada sejumlah wajah yang kebingungan. Mereka mengaku tak tahu-menahu telah dicopot dari jabatannya ataupun ke mana ditempatkan setelahnya.

Salah satunya, Camat Cilandak Tomy Fudirhatono. Kendati memakai pakaian dinas upacara lengkap, Tomy mengaku belum tahu di mana ia ditempatkan.

"Belum tahu nih saya," kata Tomy ditemui seusai pelantikan di Balai Kota DKI Jakarta.

Baca juga: Anies Rombak 1.125 Pejabat DKI

Sekretaris Lurah Pinangranti, Jakarta Timur, Haris, juga mengaku belum mengatahui lokasi kelurahan mana yang akan dipimpinnya.

"Besok masih dikumpulin untuk penempatannya. Masih besok untuk dikumpulkan," katanya.

Camat Pancoran Hery Gunara juga hanya tahu ia dicopot dari jabatannya.

"Belum tahu saya ke mana, hanya dengar-dengar demosi," kata Herry.

Selain tak tahu ke mana dipindahkan, sejak awal Herry juga tak tahu apa kesalahannya sehingga didemosi. Ia merasa sudah bekerja maksimal.

"Belum tahu juga salahnya apa, tidak ada teguran atau apa," ujar Herry.

Hal yang sama dialami Sayid Ali, Camat Kebayoran Lama, yang dicopot menjadi Kepala Bagian Penataan dan Lingkungan Hidup Jakarta Selatan.

"Enggak pernah dipanggil. Baru tahu juga kemarin ada rotasi," kata Sayid.

Baca juga: Jabatan Kosong, Imbas Perombakan Pejabat di DKI

Saat pelantikan, Gubernur Anies Baswedan memang tak membacakan jabatan baru. Kepala Badan Kepegawaian DKI Jakarta Chaidir meyakini sebagian besar pejabat lingkungan itu sudah tahu karena sudah mengambil undangan di Suku Badan Kepegawaian.

Untuk itu, Selasa ini para wali kota akan mengumumkan jabatan baru para lurah dan camat.

"Besok (hari ini) diarahkan ke wali kota masing-masing," kata Chaidir.

Terkait tak adanya panggilan atau teguran, Chaidir menyatakan, untuk lurah dan camat memang tak perlu ada berita acara pemeriksaan (BAP).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com