Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Pemodelan BMKG, Jakarta Aman dari Potensi Tsunami jika Gempa 8,7 Magnitudo

Kompas.com - 28/02/2019, 21:34 WIB
Ardito Ramadhan,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyebut wilayah DKI Jakarta aman dari potensi gelombang tsunami kendati terjadi gempa bermagnitudo 8,7 di Selat Sunda.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono mengatakan, hal itu didapat dari hasil pemodelan yang telah dilakukan oleh BMKG.

"Kalau dari semua itu kalau di Jakarta kami modelling-nya kan dari Selat Sunda semua dan dengan magnitudo 8,7 saja tidak begitu signifikan untuk di Jakarta," kata Rahmat usai diskusi 'Amankah Jakarta dari Tsunami?' di Ancol, Kamis (28/2/2019).

Rahmat menyebut, bila terjadi gempa bermagnitudo 8,7 di Selat Sunda, ketinggian gelombang di pesisir Jakarta diperkirakan hanya mencapai angka puluhan centimeter.

Adapun angka magnitudo sebesar 8,7 magnitudo yang diambil oleh BMKG didasari oleh faktor sejarah dan prediksi para pakar.

Kendati demikian, Rahmat menyebut wilayah Jakarta dapat mengalami tsunami bilamana gempa yang terjadi di Selat Sunda bermagnitudo lebih besar dari 8,7 skala richter.

Ia mencontohkan, tsunami yang terjadi di Sendai, Jepang, 2010 lalu di luar dugaan karena besarnya gempa lebih besar dari catatan sejarah.

"Ada gempa sejarah maksimalnya 8 (skala richter), maka dibuatlah kalau 8 (magnitudonya), ketinggian tsunaminya katakanlah tiga meter maka dibangun tembok empat meter. Yang terjadi apa, ternyata kemarin kan 9,0 (magnitudonya), keluar dari sejarah," ucap Rahmat.

Rahmat menuturkan, BMKG melakukan pemodelan di Selat Sunda karena lokasi itu merupakan tempat adanya lempeng tektonik Sunda megathrust.

Pemodelan yang dilakukan BMKG pun mempunyai variasi skenario yang berbeda-beda ditinjau dari kedalaman dan magnitudo gempa.

"Ada sekitar 18.000 berbagai skenario. Kalau magnitudo 8,7 kedalaman sepuluh kilometer dampaknya begini, kedalaman sebelas kilo dampaknya begini, dan seterusnya," kata Rahmat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Identitas 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Belum Diketahui

Identitas 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Belum Diketahui

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang sejak 9 April 2024

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang sejak 9 April 2024

Megapolitan
Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran 'Saudara Frame', Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran "Saudara Frame", Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Megapolitan
Melonjak, Jumlah Pasien DBD di Jakbar Tembus 1.124 pada April 2024

Melonjak, Jumlah Pasien DBD di Jakbar Tembus 1.124 pada April 2024

Megapolitan
JPO Cilincing yang Hancur Ditabrak Kontainer Diperbaiki, Biaya Ditanggung Perusahaan Truk

JPO Cilincing yang Hancur Ditabrak Kontainer Diperbaiki, Biaya Ditanggung Perusahaan Truk

Megapolitan
Polisi Usut Penyebab Remaja di Cengkareng Gantung Diri

Polisi Usut Penyebab Remaja di Cengkareng Gantung Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com