Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Mau Tidak Mau Pakai Kantong Plastik, Enggak Mungkin Campur Ikan dengan Sayur"

Kompas.com - 02/03/2019, 10:18 WIB
Cynthia Lova,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bakal menerapkan kebijakan plastik berbayar tidak hanya di minimarket, tetapi juga di pasar-pasar.

Menanggapi hal tersebut, sejumlah pembeli di pasar merespons dengan tanggapan yang berbeda-beda. Ada yang menyebut masih membutuhkan kantong plastik, ada yang mengusulkan untuk pakai wadah ketika berbelanja bahan makanan. 

Ketika Kompas.com menyusuri Pasar Ciplak di Cipinang Besar, Jatinegara, Jakarta Timur pada Sabtu (2/3/2019), hanya terlihat beberapa orang yang membawa tas belanjaan sendiri dari rumah.

Sementara pembeli lain yang adalah ibu rumah tangga kerap kali memegang kantong plastik. Satu orang terlihat bisa menenteng lima hingga enam kantong plastik di tangannya.

Baca juga: Aprindo: Kebijakan Kantong Plastik Berbayar Masih Tahap Sosialisasi

Para pembeli juga belum banyak tahu kebijakan kantong plastik berbayar yang nantinya akan diterapkan di pasar tradisional. Salah satunya warga Cipinang Muara bernama Hani (36).

"Tidak tahu sih, kalau akan diterapkan di pasar sih kayaknya tidak efektif ya," ucap Hani di Pasar Ciplak.

Menurutnya, kantong plastik adalah kebutuhan pokok yang sulit untuk dilepaskan dari perilaku masyarakat yang konsumtif.

"Susah sih menguranginya, mau tidak mau pasti pakai kantong plastik, karena kan tidak mungkin ikan yang basah dicampur sama sayur, sama bumbu, belum lagi buahnya," ucap Hani.

Sama halnya dengan, Neli, warga dari Cipinang Melayu. Ia mengatakan, apabila kantong plastik tersebut berbayar, ia tidak mempermasalahkannya.

"Oh enggak masalah sih (bayar), mending bayar Rp 200 sih daripada harus repot bawa tempat lagi, bawa kantong belanjaan sendiri. Soalnya saya pelupa," ucap Neli.

Menurutnya, lebih baik pemerintah meminjamkan kantong-kantong belanjaan di pasar agar masyarakat bisa menggunakannya.

"Bisa saja sih pemerintah siapkan kantong belanjaan di pasar. Jadi yang lupa bawa kantong dari rumah bisa gunain kantong yang disiapkan tersebut," ucapnya.

Baca juga: Kantong Plastik Bayar, Sejumlah Konsumen Akhirnya Beli Kantong Ramah Lingkungan

Beda halnya dengan Meli, ia mengatakan apabila ada kebijakan kantong plastik berbayar di pasar, ia akan membawa tupperware dan kantong belanjaan sendiri dari rumah.

"Palingan sih bawa kantong belanjaan sendiri ya dari rumah itu sudah paling benar daripada bayar, kemudian buat daging atau ikan bisa bawa tupperware sendiri. Bisa juga saya bawa kantong plastik sendiri, kan saya suka simpenin kantong plastik di rumah," ucapnya.

Adapun larangan penggunaan kantong plastik yang mulai diterapkan pada di Jakarta tak hanya berlaku bagi pengusaha ritel dan mal, melainkan juga bagi pedagang pasar.

Mantan Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Isnawa Adji sebelumnya mengatakan, sebanyak 153 pasar tradisional di Jakarta yang berada di bawah PD Pasar Jaya juga akan diberlakukan larangan ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com