Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Tutup Paksa TPA Burangkeng, Pemkab Bekasi Bingung

Kompas.com - 05/03/2019, 10:36 WIB
Dean Pahrevi,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Kesabaran warga di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Burangkeng di Kabupaten Bekasi tampaknya sudah habis. Tuntutan mereka terkait dampak keberadaan tempat itu tak kunjung diperhatikan Pemerintah Kabupaten Bekasi. Mereka lalu menutup paksa TPA itu Senin (4/3/2019) kemarin.

Ratusan warga berkumpul di area TPA untuk menutup TPA Burangkeng. Aktivitas di dalam TPA pun terhenti. Truk sampah tak ada yang bisa memasuki area TPA.

Sejumlah spanduk bertuliskan "Kami Warga Desa Burangkeng Menolak dan Menutup Tempat Pembuangan Sampah" dipasangan di sejumlah sudut TPA.

Warga menuntut Pemkab Bekasi memberikan perhatian khusus, dalam bentuk dana kompensasi, kepada warga Desa Burangkeng yang hidup berdampingan dengan TPA itu.

"Apa kami harus melakukan aksi untuk menyampaikan aspirasi ini. Berapa kali kami melakukan aksi tapi belum pernah dapat respon positif dari Pemerintah Daerah. Kami sepakat hari ini TPA dihentikan aktivitasnya sementara, sampai batas waktu yang tidak ditentukan," kata Sekretaris Desa Burangkeng, Ali Gunawan di TPA Burangkeng, Senin.

Warga mengatakan, TPA itu akan terus ditutup sampai ada pertanggung jawaban dan komitmen secara tertulis dari Pemkab Bekasi untuk memenuhi tuntutan warga.

Warga juga memastikan, tak akan ada truk sampah yang masuk TPA selama disegel warga. TPA kini dijaga warga secara bergantian sepanjang hari.

"Tidak akan kami buka (TPA) sampai ada komitmen secara tertulis dan bisa dipertanggungjawabkan oleh Pemda. Kami akan tetap menutup TPA, intinya seperti itu. Kami segel pokoknya mulai hari ini tidak ada mobil masuk ke dalam TPA," ujar Ali.

Bingung Alihkan Sampah

Pemkab Bekasi kini mengaku kebingungan untuk membuang sampah. TPA Burangkeng merupakan satu-satunya TPA di Kabupaten Bekasi.

Seluruh sampah di Kabupaten Bekasi dibuang ke TPA tersebut. Dengan ditutupnya lokasi itu,  sebanyak 800 ton sampah produksi Kabupaten Bekasi per hari kini tidak tertangani atau tidak bisa dibuang.

"Enggak ada pengalihan (sampah), kita enggak ada solusi, orang TPA-nya cuma satu-satunya di Burangkeng," kata Kepala Bidang Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi, Dodi Agus.

Dodi meminta kearifan Kepala Desa Burangkeng agar sampah tetap bisa dibuang ke TPA itu. Namun warga tidak mau dan meminta untuk adakan pertemuan terlebih dahulu membahas tuntutan mereka.

Akan Temui Warga

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Burangkeng, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, Senin (25/2/2019).KOMPAS.com/DEAN PAHREVI Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Burangkeng, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, Senin (25/2/2019).
Pemkab Bekasi memastikan akan bertemu warga Desa Burangkeng guna membahas tuntutan warga.

Pertemuan akan digelar di Ruangan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bekasi pada Rabu besok.

Dalam pertemuan itu akan dibahas tuntutan warga antara lain soal kompensasi bau.

"Persoalan kompensasi ini, mereka demo dan belum menyampaikan secara resmi. Selama ini mereka kan hanya teriak di dalam saja. Momentum ini dijadikan untuk melaksanakan tuntutan mereka," ujar Dodi.

Dodi menjelaskan, pemberian uang kompensasi harus melalui kajian. Menurut dia, seharusnya warga bisa mengajukan aspirasi sejak dulu secara resmi dan sesuai aturan, sehingga permasalahan tidak berlarut-larut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com